Advertorial
Intisari-Online.com- Rabies adalah virus zoonosis yang mempengaruhi sistem saraf pusat hewan berdarah panas.
Penularan terjadi ketika air liur yang mengandung virus rabies masuk melalui pori-pori kulit melalui gigitan.
Setelah virus rabies memasuki tubuh, ia mulai berkembang biak bahkan dapat menjangkit ke saraf otak.
Namun virus tak akan berkembang jika Anda mendapat perawatan medis Post-Exposure Prophylaxis (PEP).
Terlepas dari keparahannya, masih banyak masyarakat yang tidak banyak tahu tentang rabies seperti fakta-fakta berikut.
Baca Juga:Mengapa Layang-layang Buatan Rakyat Palestina Sangat Meneror Israel Hingga Harus Kerahkan Sniper?
1. Rabies tidak separah yang Anda pikirkan
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), rabies ada di mana-mana kecuali Antartika.
Jumlah kasus seseorang terkena rabies juga cenderung rendah di AS, namun sepertinya agak berbeda di negara berkembang.
Hal itu dipengaruhi oleh program kontrol hewan dan vaksinasi rabies yang sudah lazim.
da juga program vaksinasi untuk satwa liar, seperti Program Vaksinasi Rabies Oral Texas (ORVP).
2. Beberapa hewan cenderung menularkan rabies daripada hewan lain
Semua hewan berdarah panas, terutama mamalia, dapat terjangkit rabies.
Namun ada beberapa yang cenderung berpotensi menuarkannya daripada yang lain.
Spesies umum yang menularkan rabies dapat bervariasi dari satu negara bagian ke negara lain.
Misalnya, di Texas, hewan yang dianggap berisiko tinggi untuk menularkan rabies adalah sigung, kelelawar, rubah, dan rakun.
Namun CDC memperkirakan bahwa yang paling banyak menularkan rabies adalah anjing, kemudian diikuti oleh kelelawar.
Baca Juga:3 Tes Kecerdasan Ini akan Menentukan Apakah Anda Mampu Jadi Agen Khusus FBI - Bagian 2
3. Hewan tidak begitu bertingkah 'gila'
Ketika banyak orang memvisualisasikan hewan rabies, mereka membayangkan hewan bertingkah gila dengan busa-busa memenuhi mulutnya.
Namun tanda-tanda rabies sesungguhnya adalah perubahan perilaku.
Misalnya, kucing yang ramah bisa menjadi sangat agresif.
Anak anjing yang biasanya lucu mungkin menjadi pemalu dan menarik diri, dan hewan nokturnal mungkin keluar pada siang hari.
Serta tanda klinis lainnya seperti keengganan untuk makan, memakan benda-benda aneh, mengusap-usap mulut, tampak tersedak, kesulitan menelan, dan menjadi sensitif.
4. Ada vaksinnya
Jika Anda tergigit oleh hewan yang terjangkit rabies, segera cuci luka gigitan dengan sabun dan air.
Segera cari bantuan medis dan bimbingan dari dokter, ambil rabies PEP jika diresepkan oleh dokter.
Dokter juga dapat meresepkan antibiotik dan vaksinasi tetanus tergantung pada sifat gigitan dan keadaan orang yang digigit.
Anda juga dapat mencegah rabies dengan mendapatkan vaksinasi rabies pra-paparan (3 dosis vaksin yang diberikan di daerah deltoid selama 3 hingga 4 minggu).
Jika Anda bepergian ke daerah asing dengan rabies enzootic, Anda harus berkonsultasi dengan dokter tentang mendapatkan vaksinasi pra-paparan juga.
5. Bukan dari hewan liar, rabies cenderung ditularkan hewan peliharaan
Cara terbaik melindungi hewan dan diri sendiri adalah dengan memberi vaksin rabies pada hewan pelharaan Anda.
Baca Juga:Evolusi Rudal: Bagaimana Ia Berkembang Semakin Canggih dan Pintar?