Cermati Kertas Pembungkus Makanan

K. Tatik Wardayati

Editor

Cermati Kertas Pembungkus Makanan
Cermati Kertas Pembungkus Makanan

Intisari-Online.com – Sudah lama kertas dijadikan bahan pengemas pangan seperti kue kering, makanan kecil, makanan siap saji maupun take away. Kertas juga dipakai untuk melapisi dasar dan tepi loyang saat memasak kue, menggulung daging rolade yang dikukus, dan sebagainya.

Kalau pergi ke pasar tradisional, kertas koran, kertas majalah, dan bahkan berkas ujian anak-anak sekolah dijadikan pembungkus. Jika kertas dipakai membungkus pangan kering seperti biji pala kering, rimpang jahe, atau bawang merah tidak apa-apa. Tetapi, bagaimana jika kertas koran dijadikan kantong kertas untuk membungkus tempe goreng atau pisang goreng panas?

Kertas bisa mengandung bahan kimia berbahaya seperti kelompok ptalat, yaitu dibutyl phthalate (DBP) dan diethyilhexyl phthalate (DEHP), bahkan zat berbahaya pentacholorophenol (PCP) pun sering ditemukan pada kertas pengemas.

Dalam industri pangan, kertas banyak digunakan sebagai bahan pengemas sekunder seperti pada pengemasan bag-in-box. Hampir tidak ada kontak langsung antara kertas pengemas dengan pangan yang dikemas karena pangannya sudah dikemas dengan pengemas primer yang terbuat dari plastik berlapis atau alumunium foil.

Walaupun demikian, ada perusahaan nakal. Di AS semua perusahaan besar ketahuan menyembunyikan hasil studi yang menyatakan pelapis kertas antilemak berbahaya bagi kesehatan.

Kertas pun bisa mengandung timbal. Penelitian National Center for Food Safety and Technology dan Illionis Institute of Technology, AS, mendeteksi timbal pada kertas daur ulang. Tetapi kesimpulan mereka, migrasi timbal secara ilmiah bukan masalah besar.

Salah satu hal yang patut diperhatikan adalah kemasan kertas untuk popcorn yang di-pop­-kan dengan oven microwave. Popcorn seperti ini cukup populer di kota besar. Ternyata bahan kimia yang tergolong pada fluorotelomer berubah menjadi asam perfluoro oktanoat (Perfluorooctanoic acid – PFOA) bermigrasi ke minyak dalam popcorn itu selama pemanasan dengan oven microwave.

Ternyata pula bahan kimia golongan fluoreotelomer tersebut terdapat pada bungkus makanan cepat saji dan take-away serta pada piring kertas. Sampai-sampai sebuah laporan di AS menyatakan PFOA ditemukan dalam darah 90% penduduk AS dan 95% dari 600 anak yang dites. (Menu Sehat)