Pemakaian panas untuk melicinkan pakaian sebenarnya sudah dimulai sejak 2.400 tahun lalu.
Pada zaman Yunani atau empat abad sebelum Masehi, bentuk setrika tidak datar, melainkan silinder.
Kain yang hendak dihaluskan seperti digilas dengan besi dan biasanya digunakan untuk membuat lipatan pada jubah.
Baca juga: Hanya Lima Menit, Ini Cara Mudah Bikin Roti Bakar dengan Setrika
Dua abad kemudian, bangsa Romawi menghaluskan pakaiannya dengan logam rata yang dipukul-pukulkan pada kain.
Pekerjaan ini sungguh membosankan dan menghabiskan waktu, karena itu hanya dikerjakan oleh budak.
Pada abad ke-15, di Eropa mulai muncul bentuk setrika seperti yang kita kenal sekarang. Hanya saja permukaan besinya yang dipanaskan di dalam sebuah kotak pemanas yang dibakar dengan batu bara.
Setiap lempeng besi memiliki celah untuk menyelipkan gagangnya agar bisa diganti-ganti.
Kelemahannya, jelaga pembakaran ternyata begitu banyak sehingga bisa menempel di besi lalu membekas di baju.
Sebelum masuk ke zaman listrik, setrika sempat dibuat dengan pembakaran gas. Tentu yang bisa memakai hanya rumah-rumah yang berlangganan gas.
Namun risikonya ternyata setrika bisa menjadi lemah, meledak, dan menyebabkan kebakaran.
Maka setrika semacam ini tidak pernah begitu populer, dan untunglah muncul listrik. (Tj – Intisari April 2008)
Source | : | intisari |
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR