Advertorial

Sniper Israel Tak Pernah Salah Sasaran, Mungkinkah Razan al Najjar 'Sengaja' Ditembak Karena Alasan Ini?

Aulia Dian Permata
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Intisari-Online.com - Kesedihan dan air mata masih memenuhi jalur Gaza.

Seorang paramedis Gaza, Razan al Najjar ditembak oleh pasukan militer Israel tepat di dadanya pada 2 Juni 2018.

Saat itu, Najjar masih menggunakan rompi paramedis, tak bersenjata, tak melakukan ancaman apapun dan hanya sibuk menolong para demonstran yang terluka.

Ribuan orang menghadiri pemakamannya, termasuk rekan-rekannya dari paramedis Gaza yang lain.

Baca Juga:Arab Saudi Akan Gempur Qatar Jika Nekat Beli S-400 dari Rusia, Kenapa S-400 Begitu Menakutkan Bagi Saudi?

Ayah dan ibu Najjar membawa seragam medis berlumuran darah yang dia kenakan saat tertembak.

"Dia sering pulang dengan pakaian putih yang berubah jadi merah. Itu darah para korban yang dia tolong hari itu. Tapi merah kali ini adalah darahnya sendiri," kata Ashraf, ayah Najjar.

Sementara itu, dilansri dari Middleeasteye, ibunda Najjar, Sabreen mengungkap fakta baru mengenai kematian putrinya.

"Mereka (pasukan Israel) tahun Najjar. Mereka tahu dia adalah paramedis yang bertugas sejak 30 Maret,"

Baca Juga:Inilah Fakta Kehidupan 'Sakral' Kaisar Jepang, Satu-satunya Raja di Dunia yang Masih Bergelar Kaisar

"Peluru itu bukan peluru acak. Israel memang menargetkan Najjar dan itu peluru ledak langsung ditembak ke dadanya, itu ulah para penembak jitu Israel," ujar Sabreen.

Terungkap pula bahwa sebelumnya, Najjar mungkin telah membuat geram para pasukan Israel.

Dua minggu sebelum kematian Najjar, seorang petugas medis bernama Mousa Abu Hassanein juga ditembak mati oleh militer Israel.

Kematian Mousa menyisakan duka yang mendalam serta kemarahan dari para sukarelawan medis di jalur Gaza, termasuk Najjar.

Baca Juga:Minum Susu Bawang Putih Setelah Makan Malam, Masalah Disfungsi Ereksi hingga Penuaan Dini Segera Teratasi

Namun Najjar bukan tipe orang yang hanya diam, dia justru melakukan wawancara yang dipublikasikan ke media sosial.

Ini salah satu sikap yang menarik perhatian Israel pada dirinya.

Dalam wawancara tersebut, Najjar berkata, "Kami menyaksikan banyak serangan oleh pasukan Israel, termasuk paramedis dan wartawan yang menjadi sasaran. Padahal seharusnya mereka dilindungi,"

"Saya ingin seluruh dunia melihat, mengapa pasukan Israel menargetkan kami yang hanya paramedis ini? Kami bahkan tidak melawan, tidak menyerang dan tidak melakukan apapun yang membahayakan. Kami hanya menyelamatkan orang yang terluka, mencoba menyembuhkan luka mereka,"

"Jadi, tolong jawab kenapa mereka menargetkan kita juga?"

Keluarga dan rekan-rekan Najjar menduga bahwa ini merupakan salah satu alasan kuat kenapasniperIsrael menargetkan Najjar.

Baca Juga:Operasi Plastik, Penampilan Buruh Ini Berubah Bak Model Korea, Pacar dan Ibunya Sampai Menangis

Mengutip dari cuitan akun resmi Twitter pasukan militer Israel, @IDFSpokesperson pada tanggal 31 Maret 2018 (yang sekarang telah dihapus), pasukan militer itu tak pernah meluncurkan peluru acak tanpa kontrol.

Mereka selalu tahu target mereka, dan tahu di mana peluru itu akan bersarang.

Melihat kesaksian keluarga dan rekan Najjar, ada kemungkinan bahwa kematian Najjar telah ditargetkan sebelumnya dan bisa saja rekaman wawancara tersebut jadi salah satu pemicunya.

Baca Juga:Hubungan dengan Indonesia Menegang, Inggris Sempat Berniat Hancurkan Seluruh Pangkalan Militer TNI

Artikel Terkait