Advertorial
Intisari-Online.com -Ditutupnya akses turis Indonesia untuk berkunjung ke Israel juga berdampak pada Palestina.
Hal itu dikatakan oleh Ketua Umum Asosiasi Tour Travel Agent Indonesia (Asita), Asnawi Bahar.
Ia mengatakan dalam jangka panjang hal ini akan merugikan Israel. Baik Israel atau Palestina akan kehilangan banyak devisa yang seharusnya masuk dari pariwisata.
"Soal kerugian, tidak ada dampak kerugian yang banyak, bahkan nyaris tidak ada. Karena kita kan membuang devisa ke sana, dan kuantitas masyarakat kita ke sana juga tidak banyak," ujar Asnawi saat dihubungi KompasTravel, Kamis (31/5/2018).
Baca juga:Akhir Tragis Wanita Simpanan Mantan PM Malaysia, Dibunuh dan Jasadnya Diledakkan dengan Bom
Ia mengatakan dari puluhan agen tour travel yang menyediakan perjalanan ke sana, tiap satu bulan sekitar lima sampai enam perjalanan saja yang bisa diakomodir.
Sementara itu Melissa Agustiana, pemilik Mala Tour (salah satu agen tour travel yang mengakomodir wisatawan Indonesia ke Israel) mengatakan justru yang akan terkena dampak ialah masyarakat Palestina yang mengandalkan pemasukan dari sektor wisata.
"Karena mereka itu sumbangan devisa utamanya pariwisata kan, kalau orang datang ke sana nginep di hotel-hotel Palestina, beli suvenir, beli jualan-jualannya itu membantu perekonomian mereka banget, di tengah kesulitan kerja," ujar Melissa.
Ia mengatakan orang Indonesia sangat royal saat berbelanja di Palestina. Selain karena situs wisata yang paling banyak, juga soal kepedulian sosial.
Baca juga:Inilah 5 Fakta Altantuya Shariibuu, Model Mongolia Pacar Gelap Najib Razak yang Tubuhnya Diledakkan
Melissa dengan beberapa agen tour travel di sana juga mengkhususkan untuk berbelanja di toko Palestina sebagai bentuk dukungan, untuk keberlangsungan masyarakat Palestina.
Menurutnya jika Israel menutup jalur wisatawan Indonesia, mereka bisa kehilangan 1,3 juta orang Indonesia yang tiap tahunnya pergi ke Israel.
"Dari data kami tahun kemaren (2017) itu 1,3 juta orang Indonesia yang berangkat ke Israel dari semua agama, campur. Kalau itu ditutup, berapa pengurangan devisa mereka, besar," tutur Melissa.
Bagi agen tour travel seperti milik Melissa, perjalanan wisata ke Israel hanya sebagai pelengkap destinasi-destinasi yang ada. Sehingga dengan ditutupnya jalur wisata tersebut dirinya merasa tidak terlalu terdampak.
"Yang dikhawatirkan juga itu tour travel yang khusus wisata religi ke Timur Tengah, yang ke Israel, omset mereka pasti tutup," terang Melissa.
Sementara jumlah agen tour travel yang khusus melayani wisata rohani ke Israel (Israel-Palestina) ada sekitar 40 agen.
Tahun ini sekitar 15 orang yang sudah terjadwal akan berangkat ke Israel lewat agen tour travel terpaksa batal.
Rombongan terbanyak yang membatalkan rencana pemberangkatan ke Israel, menurut Melissa, ada pada bulan Desember tepatnya libur Natal. (Muhammad Irzal Adiakurnia)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Wisatawan Indonesia Dilarang ke Israel, Ini Kerugiannya".
Baca juga:Ingin Jadi Anggota BIN? Ini 5 Syarat Utamanya, Susah Banget!