Advertorial
Intisari-Online.com -Kejadian ini terjadi sekitar Maret 2018 lalu.
Ratusan dokter di Kanada menyatakan mereka digaji terlalu besa.
Karena hal itulah, mereka beramai-ramai menanda tangani petisi agar, meminta pemerintah menurunkan gaji mereka.
Rasanya ini adalah sebuah paradoks di mana di banyak tempat para dokter berlomba-lomba mendapat gaji tertinggi.
Kanada, tidak seperti di Amerika, punya sistem perawatan kesehatan yang dikelola pemerintah sendiri.
Dan para dokter ini bilang, mereka digaji terlalu tinggi.
Tak hanya itu, mereka juga baru mendapat kenaikan gaji hingga 1,4 persen pada awal tahun ini—sementara di sisi lain, kondisi kesehatan di Quebec, di mana protes ini terjadi, sedang menghadapi tantangan besar.
Perawat, misalnya, mengatakan, mereka kekurangan staf dan berusaha merawat terlalu banyak pasien dalam waktu bersamaan.
Di waktu hampir bersamaan, sebuah status di Facebook menjadi viral.
Seorang perawat yang menulis status itu menggambarkan bagaimana lelahnya dirinya merawat 70 pasien dalam satu shift malam.
Intinya, para dokter itu rela kenaikan gaji mereka dibatalkan, sehingga uang itu bisa dialokasikan untuk membenahi sistem kesehatan yang sedang kurang sehat itu.
“Kami, para dokter Quebec yang percaya pada sistem publik yang kuat, menentang kenaikan gaji baru-baru ini yang dinegosiasikan oleh federasi kesehatan kami,” begitu bunyi petisi tersebut, yang ditulis menggunakan bahasa Prancis.