Intisari-Online.com – Thomas Merton (53) adalah seorang rahib biara trapis di Kentucky, AS. la dikenal sebagai pengarang spiritual, penyair, pekerja sosial yang berpengaruh serta pendukung dialog antar-agama di dunia.
Sayang, kariernya terhenti di usia paruh baya ketika Desember 1968 sebuah kecelakaan merenggut nyawanya.
Kehendak Allah. Itulah yang sering tak bisa dimengerti manusia.
Persis seperti yang pernah diucapkannya sewaktu masih hidup ... of all the things and all the happenings that proclaim God's will to the world, only very few are capable of being interpreted by men. And of these few, fewer still find a capable interpreter.
Pengalaman Anton menunjukkan hal yang sama. Seperti orang tua umumnya yang amat mencintai anak, Anton begitu menderita saat Susan, putri semata wayangnya terserang leukemia.
Baca juga: Sambil Berlinang Air Mata, Ibu ini Bersihkan Darah Anaknya yang Tewas Ditembak di Jalanan
Segala macam upaya medis maupun alternatif telah dilakukan. Toh, sang buah hati tak tertolong. Allah menghendaki bocah cantik itu kembali ke pangkuanNya.
Tinggallah Anton dan istri tersedu sedih. Berbulan-bulan keluarga ini dilanda kepedihan. Tawa dan tangisan Susan yang dulu meramaikan suasana, tak terdengar lagi.
Berbeda dengan sang istri yang beberapa tahun kemudian bisa menerima kenyataan, tak demikian halnya Anton.
la seakan "menggugat" Sang Pencipta atas kenyataan yang dihadapi. la jadi amat pendiam dan tertutup. Tak mau lagi bergaul dengan teman dan tetangga.
Setiap hari hanya mengurung diri di rumah, ogah bersosialisasi dengan masyarakat.
Baca juga: Lagi, Anak Jadi Korban: Bayi Berusia 8 Bulan Meninggal Karena Gas Air Mata di Perbatasan Gaza
Selain tak banyak omong, Anton sekarang mudah marah dan tersinggung.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR