Intisari-Online.com – Salah satu kenangan terindah saya adalah ketika masih kecil pergi ke sungai dan duduk diam di pinggiran sungai.
Di sana saya akan menikmati kedamaian dan ketenangan, melihat air mengalir deras ke hilir, dan mendengarkan suara kicau burung serta gemerisik dedaunan di pepohonan.
Saya juga akan menyaksikan bambu tertekuk di bawah tekanan angin dan melihat mereka tegak kembali dengan anggun ke posisi semula setelah angin mereda.
Saya berpikir tentang kemampuan pohon bambu untuk bangkit kembali atau kembali ke posisi semula. Sebuah kata ‘ketahanan’ muncul di pikiran.
Ketika mengacu pada seseorang, maka kata ini berarti kemampuan untuk pulih dengan mudah dari keterkejutan, depresi, atau situasi lain yang merenggang batas emosi seseorang.
Pasti kita pernah mengalami suatu rasa keterkejutan atau apa pun hingga berada pada suatu titik putus asa. Untungnya, kita bisa bertahan dari pengalaman hidup itu.
Saat mengalaminya, kita mungkin merasakan campuran emosi yang bahkan mengancam kesehatan kita.
Kita merasa terkuras secara emosional, lelah secara mental, dan kemungkinan mengalami gejala fisik yang tidak menyenangkan.
Baca juga: Video Main Pianonya di Tepi Jalan Viral, Kehidupan Tunawisma Ini Langsung Berubah Total
Hidup adalah campuran masa-masa indah dan saat-saat buruk, saat-saat bahagia dan saat-saat yang tidak membahagiakan.
Lain kali ketika kita merasa mengalami saat-saat buruk atau saat-saat tidak bahagia yang membawa kita mendekati titik puncak, bengkokkan tetapi jangan sampai putus, seperti bambu tadi.
Mari kita mencoba yang terbaik untuk tidak membiarkan situasi itu, tetapi mendapakan solusi yang terbaik sesuai kemampuan kita.
Suatu ukuran harapan akan membawa kita melalui cobaan yang tidak menyenangkan.
Dengan harapan akan hari esok yang lebih baik atau situasi yang lebih baik, segala sesuatunya mungkin tidak seburuk seperti yang terlihat.
Cobaan yang tidak menyenangkan mungkin lebih mudah dihadapi jika hasil akhirnya berharga.