Besarnya alangan alam dan ketatnya penjagaan itu membuat Nusakambangan dijuluki "Indonesian Alcatraz".
Napi mati kutu
Ketatnya peraturan membuat napi yang terbiasa nyambi atau berdagang barang haram mati kutu.
Pasokan barang pasti sulit karena tak sembarang orang diizinkan berkunjung.
Lagi pula siapa juga konsumennya? Telepon seluler? Tak ada sinyal di pulau tertutup itu.
Jadilah penjaga Nusakambangan menjadi (barangkali) satu-satunya penjara di Indonesia yang relatif masih konsisten menegakkan peraturan bagi penghuninya.
Bagi napi nakal Nusakambangan bak neraka. Sebaliknya, bagi napi yang mau bertobat di sinilah tempatnya.
"Tak ada jagger-jaggeran (jagoan). Siapa yang berkelahi atau bikin ribut kita isolasi," ujar Ferdy Anggoro, petugas LP Batu, LP yang dikhususkan untuk kasus-kasus narkotika.
Ferdy yang pernah bertugas di LP Serui, Irian Jaya, menuturkan perbedaan tingkah laku para napi di kedua LP itu.
"Di sana hampir dua minggu sekali senapan menyalak guna meredam keributan, sementara di sini sudah setengah tahun tak terdengar bunyi senjata."
Entah apa yang melatarbelakangi sehingga suasana penjara di Nusakambangan bisa tenang.
Barangkali para napi memang tidak punya pilihan lain kecuali bertahan dan taat aturan. Dari keterpaksaan lahirlah suasana akrab antara napi dan petugas.
Dengan relasi cukup akrab para napi pun tak segan bertanya tentang bermacam hal termasuk remisi. Perkara ini memang banyak dipertanyakan karena perhitungannya sedikit rumit.
"Kita berdebat di sini sambil melihat berkas-berkasnya, agar kita sama-sama puas," aku Ferdy yang kerap didatangi napi yang menanyakan soal remisi.
Sementara itu seorang napi yang mantan pembalap sepeda motor nasional sering diminta memperbaiki motor petugas yang rusak. "Di sini lebih enak dibandingkan saat saya ditahan di Cilacap. Makanannya layak dimakan," akunya jujur.
Memanusiakan napi, itu barangkali kunci pembinaan di Nusakambangan.
"Saya lihat pendidikannya bagus. Kita dibuat serasa tidak di penjara. Lokasinya pun tepat sehingga napi bisa menjalani program dengan baik."
"Setelah dua pertiga masa tahanan, napi boleh berasimilasi dengan masyarakat setempat di lingkungan Nusakambangan," aku Johny Indo.
(Ditulis oleh G. Sujayanto. Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Oktober 2002)
Baca juga: Napi Teroris Sempat Kuasai Rutan Mako Brimob, Termasuk Tempat Ahok Ditahan
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR