Riset sebelumnya membuktikan bahwa wanita yang aktif secara seksual memiliki pola kekebalan tubuh berbeda dibandingkan wanita yang tak berhubungan seks. Lorenz mengatakan,"Tak seorang pun meletakkan dua gagasan ini bersamaan, bahwa aktivitas seksual mungkin merupakan isyarat yang diperlukan untuk mendapatkan perubahan-perubahan ini," katanya.
Peneliti tidak meneliti pada wanita yang mencoba hamil sehingga mereka mengatakan dampak pada kesuburan wanita masih belum jelas.
"Studi ini provokatif dan menarik," kata Dr. James Segars, profesor ginekologi dan obstetri dari John Hopkins University School of Medicine. "Masalah dari kedua studi adalah ukuran sampel yang sangat kecil. Saya mungkin akan lebih meneliti kadar stres dari wanita yang tak berhubungan sesual, bagaimana oksitosin yang dikeluarkan selama orgasme berperan." Segars sendiri tak ikut dalam penelitian ini.
"Dari sudut pandang ilmiah,saya tak dapat menyarankan pasien berhubungan seks berdasarkan hasil studi ini. Tetapi, kami butuh lebih banyak informasi mengenai ini. Ketika pasangan berhubungan seks, mereka ada di situasi lebih baik untuk mendapatkan anak. Mereka mungkin berovulasi lebih sering dan memiliki kekebalan tubuh lebih baik secara keseluruhan," kata Segars.
Lorenz setuju bahwa riset ini membutuhkan studi lebih jauh. "Kami perlu melakukan lebih banyak riset mengenai dampak aktivitas seksualterhadap kekebalan tubuh, dan apakah efek ini dapat digeneralisasi pada wanita yang mendapat pengobatan hormon atau memiliki masalah seperti siklus mens tak teratur," katanya.
(Dhorothea/kompas.com)
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR