Para Guru Juga Tak Luput dari Cyber Bullying

Chatarina Komala

Editor

Para Guru Juga Tak Luput dari Cyber Bullying
Para Guru Juga Tak Luput dari Cyber Bullying

Intisari-Online.com -Serikat guru Inggris, NASUWT, mendapat kabar bahwa media sosialonlinesering kali disalahgunakan untuk menghina, mengintimidasi, dan memfitnah staf pengajar.Sebuah survei yang dilakukan terhadap sekitar 7.500 anggota serikat guru menemukan, satu dari lima guru mendapat cyber bullying berupa"komentar negatif" diwebsite.Adapun, seperempat penghinaan tersebut berasal dari orangtua dan serangan dari murid-murid yang berusia paling muda tujuh tahun.(Baca juga:Praktik Bullying di Tempat Kerja Sering Tak Selesai)Tak hanya itu, para guru sering kali merasa terpukul oleh perlakuan tidak patut ini. Demikian kata pemimpin serikat Chris Keates.Menurut survei NASUWT, bentuk cyber bullying hingga penghinaanyang seringkali dilontarkan di jejaring sosial itu menyerang "penampilan, kompetensi, atau seksualitas" guru-guru tersebut. Bahkan, ada lebih dari seperempat, termasuk video atau gambar, yang diambil tanpa persetujuan dari guru.Serikat guru Inggris juga menambahkan, para guru kerap menghadapi berbagai tuduhan seperti penghinaan yang bersifat rasial, memukul murid, memaki murid, dan "perilaku yang tidak pantas". Ada juga yang memberikan ancaman kepada guru.vPara guru trauma oleh komentar kejiPara murid bertanggung jawab atas sebagian besar kekerasan secaraonline —tetapi sekitar 27 persen kekerasan itu diyakini berasal dari orangtua dan 9 persen dilakukan secara bersama-sama oleh orangtua dan murid."Guru merasa terpukul oleh hinaan yang mereka terima," kata Keates. "Mereka juga menderita trauma akibat serangan-serangan yang dilancarkan melalui media sosial."(Baca juga:Ini Dia Kunci Pencegah Bullying)"Banyak guru yang kehilangan percaya diri untuk mengajar setelah melihat komentar-komentar keji yang dibuat oleh murid di kelas mereka dan bahkan memutuskan untuk meninggalkan profesi guru. Yang lainnya sangat terganggu dengan komentar-komentar itu hingga kesehatan mereka terkena dampaknya." (Reska K. Nistanto/ Kompas)