Intisari-Online.com - Hampir sebelas persen perempuan di Amerika merokok saat hamil, padahal merokok saat masa kehamilan sangatlah berbahaya dan bisa menyebabkan komplikasi kehamilan, kelahiran prematur dan bahkan sindrom kematian mendadak pada bayi. Tapi ternyata, jumlah kematian bayi ini bisa dikurangi dengan meningkatkan pajak rokok.
Sebuah studi di Amerika menemukan hubungan antara meningkatnya pajak rokok dengan jumlah kematian bayi. Studi yang dibiayai oleh National Institue of Health ini menemukan bahwa kenaikan pajak rokok ternyata berhubungan dengan menunrunnya jumlah kematian bayi di Amerika. Menurut peneliti, dengan hamir empat juta kelahiran pertahunnya, hasil studi yang dipublikasikan dalam jurnal Pediatrics ini menunjukan dengan kenaikan harga rokok sebanyak satu dollar bisa mengurangi jumlah kematian bayi hingga 750 bayi.
Dr. Stephen Patrick dari Vanderbilt University memeriksa data mengenai harga dan pajak rokok selama sebelas tahun, juga menganalisa data terkait kematian bayi di setiap negara. Ternyata, jumlah perokok di Amerika berkurang dalam sebelas tahun, yaitu mulai dari 1999 sampai 2010. Hal itu diperkirakan karena naiknya pajak rokok, yang tadinya hanya 84 sen per bungkus menjadi rata-rata 2,37 dollar per bungkusnya. Dan seiring dengan itu, jumlah kematian bayi yang tadinya tujuh bayi per seribu kelahiran berkurang satu menjadi enam bayi per seribu kelahiran.
Selanjutnya, peneliti juga mempertimbangkan faktor lain yang mempengaruhi kematian bayi selain merokok seperti pendapatan keluarga dan pendidikan dan tetapmenemukan hubungan dengan naiknya pajak.
Sebelumnya, sudah ada studi yang menemukan hubungan antara pajak rokok yang meningkan dengan berkurangnya jumlah perempuan yang merokok saat hamil dengan kesehatan bayi. Menaikkan harga pajak rokok memang salah satu strategi dari Centers for Disease Control and Prevention untuk mengurangi jumlah perokok.(foxnews.com)