Intisari-Online.com - Dalam sebuah video bertajuk Ostriches Killed for Hermes, Prada Bags, yang ditayangkan oleh People for the Ethical Treatment of Animals (PETA), memperlihatkan kejamnya sisi gelap industri mode yang secara tidak langsung menyiksa dan membunuh hewan demi mendapatkan kualitas kulit tas terbaik.
Video yang banyak memperlihatkan adegan penyiksaan pada burung unta itu berlokasi di Afrika Selatan.
Investigator PETA mengatakan bahwa kulit-kulit burung unta itu merupakan pesanan dari rumah mode Hermes, Prada, Louis Vuitton, dan sejumlah label mode dari Eropa lainnya.
Lalu, bulu-bulu burung unta dipasok untuk perancang kostum pentas seperti Moulin Rouge di Paris dan Rio Carnival di Brazil.
“Mereka (perancang dan rumah mode) tidak akan memberitahukan kamu dari mana material produk mereka berasal, tapi kamilah pemasok material mewah yang mereka butuhkan,” terang salah satu pekerja di rumah potong hewan tersebut.
“Mereka tidak ingin kami mengatakan yang sesungguhnya, tapi Hermes mengambil kulit tas dari kami. Mereka membuatnya menjadi tas birkin,” imbuh sumber yang tak bersedia disebutkan namanya tersebut.
Kemudian, salah satu tukang potong menjelaskan bahwa kulit bagian dalam burung unta merupakan area paling istimewa dan mahal.
Kulit tersebutlah yang menjadi material utama tas-tas mahal dari rumah mode papan atas di Eropa.
Dalam situs resminya, investigations.peta.org menuliskan bahwa burung unta merupakan hewan yang bertahan hidup hingga 40 tahun.
Namun, sejumlah pihak ilegal di Afrika Selatan menangkap burung-burung unta yang berusia satu tahun, mereka dipisahkan dari orangtua untuk dibunuh dengan siksaan demi memenuhi kebutuhan material mewah dari sejumlah rumah mode.
PETA mengimbau pemboikotan rumah mode papan atas tersebut di atas untuk merilis koleksi terbaru yang menggunakan kulit hewan.
Terakhir, PETA juga menyebarkan pesan pada para pecinta mode untuk berhenti membeli dan mengenakan tas-tas kulit yang berasal dari penyiksaan hewan.
(kompas.com)