6 Mitos yang Keliru tentang Disleksia (2)

Lila Nathania

Editor

6 Mitos yang Keliru tentang Disleksia (2)
6 Mitos yang Keliru tentang Disleksia (2)

Intisari-Online.com – Disleksia adalah penyakit yang membuat seseorang kesulitan membaca sebab huruf-huruf terlihat tersusun secara acak bagi penderitanya. Inilah enam mitos yang keliru tentang disleksia.

4. Senam dapat menyembuhkan disleksia

Terapi senam, pneggunaan lensa berwarna, atau latihan membaca dengan kertas berwarna belum tentu bisa menyembuhkan disleksia. Disleksia adalah penyakit yang sangat kompleks dan personal. Setiap penderita memiliki keunikan tersendiri. Jadi satu jenis terapi bisa saja cocok dan berhasil untuk satu individu namun gagal untuk individu lainnya.

5. Mengeja adalah hal yang sia-sia

Banyak orang zaman sekarang menganggap remeh masalah mengeja. Mereka menganggap mengeja bukanlah hal yang penting. Bagi penderita disleksia, terutama anak-anak, mengeja adalah salah satu hal yang sangat penting. Sebagian besar penderita disleksia akan mengelami kesulitan belajar jika sejak dini mereka tidak diperkenalkan dengan metode mengeja. Mengeja membuat seseorang bisa mengubah susun huruf menjadi suara dan menggabungkan suara-suara tersebut menjadi satu kesatuan kata. Hal ini sangatlah penting untuk diajarkan pada anak-anak, terutama para pengidap disleksia.

6. Disleksia pasti diturunkan dalam satu keluarga

Disleksia memang bisa disebabkan oleh alasan keturunan. Namun bukan berarti semua penderita disleksia akan menurunkan penyakit ini pada anak-anaknya. Penyakit disleksia sendiri bisa disebabkan oleh berbagai faktor dan keturunan hanyalah salah satunya. Jangan pula berputus asa bila mengidap disleksia sebab berbagai terapi bisa dicoba untuk menyembuhkan penyakit ini.

Itulah tiga mitos yang keliru tentang disleksia.

(iflscience.com)