Kecil itu lincah. Begitulah, memelintir ungkapan ekonom Inggris - E.F. Schumacher - usaha kecil dan menengah memang lincah bergerak. Entah bergerak ke bandul positif atau negatif. Tentu harapannya lincah berkembang, bukannya lincah tumbang!
Tahun 2011 ini masih diperkirakan menjadi tahun primadonanya UKM atau usaha kecil dan menengah. Usaha kecil yang bermodal kecik ini sarat dengan keunggulan. Misal pada sifatnya yang fleksibel, kemampuan menyerap tenaga kerja, serta kemampuan bertahan di kondisi ekonomi yang sulit. Ketangguhannya bertahan sudah terbukti saat menghadapi krisis ekonomi di akhir '90-an.
Tahun 2011 yang diperkirakan pertumbuhan ekonominya mencapai 6,5% diharapkan semakin mendorong kemonceran UKM. Terlebih pemerintah akan mengucurkan Kredit Usaha Rakyat sebesar Rp 100 triliun hingga tahun 2014. Itu belum menghitung kredit dari sektor swasta. Pendek kata, UKM sedang menjadi anak emas yang betul-betul menjanjikan peluang emas.Intisari edisi Februari 2011, dengan mengutip dari Pietra Sarosa, RFA, MSM, managing director Sarosa Consulting Group, memaparkan empat empat bidang peluang yang bisa dijalankan, mulai dari yang berskala mikro, kecil, hingga menengah.
Bidang pertama: bisnis makanan
Makan sekarang tak lagi sekadar memenuhi rasa lapar, tapi juga gaya hidup. You are what you eat, orang Barat bilang. Namun, karena orang makin sibuk, makanan dengan konsep cepat saji lebih menarik. Pietra mengingatkan, pelaku usaha yang mau memulai usaha ini perlu memperhatikan beberapa aspek, seperti segmentasi, lokasi penempatan, kualitas, serta harga. Berikutnya: menyangkut rasa, bentuk, jenis, serta keindahan lainnya. Yang terakhir adalah soal rasa, sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Ke depan, Pietra memprediksi bahwa bisnis makanan akan mengarah kepada makanan yang bersegmen atas, namun harganya murah dan dapat dijangkau semua kalangan.
Bisnis makanan juga semakin mempopulerkan sistem waralaba. Sistem ini menjadi bukti berkembangnya UKM di Indonesia karena akan banyak memunculkan inovasi baru. Sistem ini juga masih akan diminati karena memberi kemudahan bagi pelaku usaha. Terwaralaba (franchisee) yang menggunakan nama produk pewaralaba (franchisor) tinggal menjalankan peraturannya seperti prosedur pemasaran, keahlian, serta sistem prosedur operasional. Pelaku usaha pun dapat memaksimalkan cara penjualan dengan caranya sendiri.
Bidang kedua: pendidikan
Bahwa pendidikan menjadi kebutuhan dasar manusia yang tak pernah mati menjadi pertanda bahwa bisnis pendidikan akan menjadi tren. Bidang pendidikan juga selalu membuat inovasi baru, sehingga tak heran jika perkembangan pendidikan non formal, seperti kursus-kursus banyak bermunculan. Ke depan, kata Pietra, bisnis ini tak hanya berkembang untuk memenuhi kebutuhan primer, melainkan juga sekunder. Seperti yang terlihat pada 2010 ini, sudah banyak pelaku usaha yang menawarkan konsep pendidikan baru, misalnya pelajaran otak, baik otak kiri, otak tengah, ataupun otak kanan. Atau seperti tambahan permainan-permainan edukatif pada anak.
Soal pendidikan anak-anaknya, kerap kali orangtua tak akan berkompromi. Mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk anak. "Akan ada banyak tempat-tempat pendidikan khusus bermunculan, namun tetap akan laku dan diburu orang," ungkap Pietra.
Bidang ketiga: kesehatan
Di saat sakit, orang biasanya rela mengeluarkan dana berapa pun untuk sehat kembali, meski duit yang dikeluarkan mencapai jutaan rupiah. Tak heran kalau bisnis kesehatan ini menjadi idola bagi para pelaku usaha.
Di tahun 2010, berbagai macam terapi kesehatan disuguhkan untuk konsumen, mulai dari terapi kaki, tubuh, serta bagian-bagian tubuh lainnya. Aktivitas manusia yang semakin padat, membuat orang mudah stres dan capek, sehingga terapi semacam ini banyak dikunjungi.
Selain banyaknya terapi kesehatan, bisnis yang berbau organik dan herbal pun telah menjadi tren di 2010. Kata Pietra, bisnis ini tak akan mati, bahkan terus berkembang di 2011. Orang makin butuh sehat dan segala jenis produk kesehatan, baik makanan, barang, ataupun jasa kesehatan.
Sama halnya dengan pendidikan, kesehatan pun tak hanya menyasar kebutuhan primer, melainkan juga sekunder. Pietra memberikan contoh, salon-salon kecantikan misalnya, tak hanya memberikan jasa potong rambut, namun juga menyajikan terapi kesehatan seperti pijat atau pun lainnya.
Bidang keempat: jasa
Bisnis jasa diperkirakan akan terus booming di tahun 2011. Beberapa bisnis jasa yang diprediksi bakal laris di antaranya jasa penitipan anak, jasa hiburan, rekreasi, jasa konsultasi, jasa software (jual beli aplikasi), jasa kreatif (animasi, sablon, salon, dll), serta jasa ketenagakerjaan.
Salah satu yang diperkirakan bersinar adalah jasa konsultasi. Ada banyak macamnya, mulai dari pernikahan, seks, bisnis, karier, dan lain-lain. Begitu pula jasa pemesanan tiket dengan harga murah makin bagus prospeknya, mengingat orang semakin butuh jalan-jalan atau wisata, akibat stres pekerjaan. Paket perjalanan wisata pun kini semakin banyak, dikombinasikan dengan tawaran-tawaran hotel berharga miring. Pendek kata, "Bisnis jasa ini akan selalu laris di sepanjang tahun, karena sangat tepat untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang makin sibuk," kata Pietra.
Siap melirik bisnis apa Anda tahun ini?