Peran Ayah dalam Pengasuhan dapat Meningkatkan Kebahagiaan Keluarga

Esra Dopita M Sidauruk

Penulis

Peran Ayah dalam Pengasuhan dapat Meningkatkan Kebahagiaan Keluarga
Peran Ayah dalam Pengasuhan dapat Meningkatkan Kebahagiaan Keluarga

Intisari-Online.com - Berdasarkan survei yang dilakukan PT Nestle Indonesia mengenai Arti Kebahagiaan Keluarga pada 2016 melalui media sosial, menyebut 53% responden, yang merupakan orangtua, merasa anaknya bahagia akan hubungan yang terjalin antara ayah, ibu, dan anak. Bahkan, beberapa orang tua merasa waktu yang dihabiskan bersama anak-anak mereka kurang dari cukup. Berangkat dari hasil survei itu, Nestle berencana melakukan survei lanjutan dan mencari tahu bagaimana memaksimalkan keterlibatan orangtua, khususnya peran ayah dalam pengasuhan untuk meningkatkan kualitas kebahagiaan keluarga.

Brand Manager Nestle Indonesia, Gusti Kattani Maulani, mengatakan, diadakannya kegiatan ini karena melihat pentingnya keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, baik secara emosi, karakter, sosial, dan kognitif.

Psikolog Rini Hildayani, mengatakan, sejumlah penelitian menyebut keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak terbukti dapat membantu tumbuh, kembang, dan karakter anak menjadi lebih baik. Interaksi maupun pengalaman anak bersama ayah dapat mempengaruhi pertumbuhan maupun perkembangan anak hingga dewasa.

“Ayah yang terlibat dalam pengasuhan anak tentu menciptakan anak-anak yang lebih bahagia,” ucap Rini dalam acara media talkshow bertema “Kebahagiaan Keluarga, Penentu Karakter dan Tumbuh Kembang Anak”, Sabtu (27/2).

Selain Rini, turut hadir juga dalam acara tersebut Dokter gizi FKUI, Dr Saptawati Bardosono, MSc dan aktor Choky Sihotang.

Menurut Saptawati Bardosono, pertumbuhan anak tak terlepas dari menjaga kesehatan anak, salah satunya saluran pencernaan. Maka, penting bagi orangtua memastikan saluran pencernaan anak berfungsi dengan baik agar anak dapat aktif di masa pertumbuhannya.

“Jika saluran cerna tidak sehat tentu akan mempengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan otak, yang membuat anak sulit berinteraksi atau bermain,” ucap Saptawati.