Intisari-Online.com - Beberapa tujuan wisata kuliner di Bandung kini sudah terkonsentrasi di lokasi tertentu (pujasera) seperti rangkaian warung tenda yang menyediakan berbagai penganan ringan dan berat di sekitar Taman Cibeunying (Jln. Cisangkuy). Kompleks warung tenda ini beroperasi dari sore hingga malam hari.
Pada hari Minggu (pagi-siang), banyak juga sasaran kuliner yang menarik untuk di eksplorasi di sekitar Taman Cilaki (seberang Museum Pos). Pujasera lainnya yang sudah terkenal adalah Pujasera San Fransisco di Jln. Burangrang No. 12. Pujasera menyedian pilihan makanan yang beragam. Namun yang paling terkenal adalah martabak dan wedang rondenya.
Selain pujasera, bertebaran pula warung-warung, tenda-tenda, dan rumah makan dengan spesialisasi tertentu. Tak sedikit di antaranya yang sudah beroperasi hingga puluhan tahun, dan banyak pula yang masih menggunakan resep lama tanpa perubahan berarti hingga kini.
Nah berikut ini beberapa kue dan penganan kecil yang bisa kita cicipi saat ke Bandung.
Selain itu juga tersedia Bubur Kacang Tanah yang unik. Jenis makanan istimewa yang terakhir ini memang tidak terlalu mudah ditemukan di Bandung. Kedai ini buka setiap hari pukul 06.00-11.00.
Walaupun warung ini buka sepanjang waktu, namun khusus untuk mendapatkan perkedelnya hanya bisa didapat setelah pukul 23.00 saja. Jam buka khusus perkedel mulai dari 22.00-03.00.
Setiap sore banyak orang yang rela antri untuk bisa menikmati makanan khas Sunda ini. Awug Cibeunying sudah ada sejak tahun 1980-an. Waktu bukanya setiap hari dari pukul 16.00 sampai pukul 21.00. Selain awug, di tempat ini pun dijual kue-kue tradisional sunda lainnya, seperti ali agrem, gurandil, lupis, jalabria, klepon, putu mayang dan jajanan tradisional lainnya dengan harga yang bervariasi.
Cilok biasanya disiram dengan saus kacang kental dan kecap. Sedangkan cimol tidak jauh berbeda dengan cireng hanya saja ukurannya lebih kecil dan bentuknya bulat seukuran kelereng. Cimol tidak ada isinya, biasanya ditaburi berbagai bumbu, mulai dari bumbu kacang, bumbu ayam, bumbu sapi dan bumbu pedas yang disesuaikan dengan selera konsumen.
Salah satu cireng isi yang terkenal dan merupakan pionir cireng isi di Bandung adalah cireng isi Jln. Cipaganti. Karena keunikan rasa cireng isi Cipaganti, selalu banyak orang antri untuk membeli cireng ini. Selain untuk dinikmati sendiri, biasanya cireng Cipaganti juga suka dijadikan oleh-oleh.
Usaha colenak ini masih dikelola oleh keluarga secara turun temurun dan sekarang dikenal dengan nama dagang Colenak Murdi Putra. Jika tertarik untuk mencoba kue yang satu ini, sebaiknya datang langsung ke Jln. Ahmad Yani No. 733, tempat sejak pertama kali usaha ini dijalankan sampai sekarang. Namun bila tidak sempat mampir pun, biasanya Colenak Murdi Putra masih bisa ditemukan di banyak toko kue atau supermarket di Bandung.
Karena ukurannya yang besar, kadang-kadang orang Bandung menyebutnya juga dengan jibeuh (hiji-seubeuh = makan satu kenyang). Kue yang biasa dipasangkan dengan kopi panas ini mulai terkenal di Bandung pada tahun 1960-an. Cukup mudah mendapatkannya di warung-warung kopi pinggir jalan dari sore hingga malam hari.
Yang paling terkenal berada di simpang Gandok (pertigaan antara Jln. Ciumbuleuit dan Jln. Cihampelas) yang biasa buka malam hari hingga larut. Namun sekarang kue ini sudah agak jarang ditemui lagi, nasibnya sama dengan kebanyakan kue tradisional lainnya, terlindas oleh kehadiran kue-kue modern yang bentuk dan rasanya lebih beragam.
Beruntung bagi Anda yang penasaran dan ingin mencicipi, kue balok sekarang bisa ditemukan di Rumah Makan Bancakan, Jln. Trunojoyo No. 62. (Where To Go Bandung)
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR