Advertorial
Intisari-Online.com- Seniman sekaligus aktivis Ratna Sarumpaet diketahui telah menyebar berita hoax. Ia pun mengakuinya dan sudah meminta maaf.
Kasus itu bermula melalui status Twitter, Ratna menyebut PT. Dirgantara Indonesia resmi dijual ke RRC.
Berita itu sebenarnya merupakan kabar bohong yang sempat dihembuskan pada 2017 lalu.
Segera, cuitan itu pun mendapat balasan dengan bantahan langsung oleh PT. Dirghantara Indonesia.
Pada era informatika seperti sekarang, kita memang harus cerdas membedakan mana berita hoax atau palsu dengan yang asli.
Dilansir dari Huffington Post, berikut 9 cara yang patut Anda perhatikan atas suatu berita, jangan telan mentah-mentah begitu saja.
1. Baca baik-baik sikronisasi judul berita dan isinya
Mengapa berita palsu begitu laris? Hal ini terjadi karena orang yang membuat berita palsu hanya ingin mengeksploitasi kecenderungan pembaca secara ‘sekadarnya’ saja.
Baca Juga:10 Fakta Wanita Jepang: Mereka Lebih Suka Dipacari Pria Indonesia Dibanding Pria Jepang Sendiri
Sehingga pada judul dan lead berita langsung diisi dengan berita palsu atau tidak sesuai dengan isinya.
2. Cek media apa dan siapa yang menerbitkan berita itu
Situs-situs yang tidak familiar dan ditutupi dengan banyak iklan yang tidak jelas perlu diperiksa lebih lagi.
Segera cari tahu mengenai nama situs itu di internet dan periksa artikel lain yang terkait dengan berita itu.
Baca Juga:Ketika Cewek Punk Memutuskan untuk Berjilbab Meski Tato di Dahinya Terus Menjadi Sorotan
3. Cek waktu dan tanggal publikasi
Ciri umum dari berita palsu juga ditandai dengan artikel-artikel lama atau peristiwa lama yang kemudian dinaikkan kembali melalui share di media sosial.
4. Siapa penulisnya?
Saat membaca artikel, bacalah juga siapa nama penulisnya.
Baca Juga:Fakta Mencengangkan: Wanita Jepang Banyak yang 'Jomblo' Namun yang Masih Perawan Makin Tipis!
Dengan mengetahui nama penulisnya kita bisa mengetahui apakah penulisnya itu memiliki rekam jejak sebagai jurnalis, penulis, atau orang yang berkompeten untuk menulis berita atau tidak.
5. Perhatikan sumber dan link yang digunakan
Periksalah setiap tautan yang disertakan si penulis untuk mengklaim kebenaran berita yang dibuatnya.
Jika tidak ada sumber, link, atau tautan yang mendukung itu, hal tersebut bisa jadi peringatan bahwa berita itu mungkin palsu.
Baca Juga:Bukan Isapan Jempol Belaka, Rupanya Begini Cara Mudah Menjual Racun Kalajengking Agar Cepat Kaya!
Kalaupun terdapat banyak sumber tautan pastikan itu berasal dari media yang terpercaya.
6. Perhatikan kutipan dan foto
Sangat mudah bagi pembuat berita palsu untuk menciptakan kutipan palsu, bahkan dari tokoh-tokoh masyarakat.
Termasuk mengenali foto yang ditampilkan. Karena berita palsu bisa saja tidak menampilkan foto yang mewakili berita itu sendiri.
7. Hati-hati dengan bias informasi
Orang tertarik untuk mengetahui informasi dan berita karena biasanya informasi itu terkait dengan kehidupannya sehari-hari.
Dan seringkali pembuat berita palsu memanfaatkan emosi pembaca agar beritanya dibaca.
Sebab itu pastikan untuk melakukan konfirmasi terhadap berita yang ada.
Baca Juga:Inilah Penyebab Jatuhnya Pesawat-pesawat Militer Rusia di Suriah, Sungguh di luar Dugaan!
Perhatikan juga apakah media itu cenderung berpihak atau tidak.
8. Lihat apakah ada situs lain yang melaporkan hal yang sama atau tidak
Jika berita itu terlihat mencurigakan namun terlihat kemungkinan besar benar, coba cari di situs lainnya apakah ada media lainnya yang juga melaporkan peristiwa yang sama.
9. Berpikir sebelum klik share
Baca Juga:(Foto) Inilah 8 Tampilan Nyentrik Orang di Tempat Umum, Bikin Ngakak!
Situs berita palsu bergantung pada klik pembaca melalui share dan juga keterlibatan pembaca di artikelnya.
Ekstremnya, artikel palsu ini bisa membuat efek chaos yang luas di dunia maya. Dan bisa pula merembet ke dunia nyata.
Yuk, jadi pembaca yang cerdas!
Baca Juga:Bukan Dicari Racunnya Untuk Dijual, di Yogyakarta Kalejengking Justru Digoreng dan Dimakan