Advertorial
Intisari-Online.com – “Saya menemukan ide", kata Walt Disney kepada isterinya. "Tokoh utama film saya yang akan datang: seekor tikus! Namanya Mortimer Mouse. Bagaimana pendapatmu?"
Ny. Walt Disney tampak ragu-ragu. "Saya suka pada tikus, tapi tidak suka nama Mortimer. Mortimer Mouse tidak enak didengar" katanya. "Bagaimana kalau Mickey Mouse saja?" usul si isteri.
Demikianlah asal mula nama mahluk kecil dalam kartun yang kini terkenal di seluruh dunia.
Walt Disney selalu jatuh cinta pada tikus. Ketika masih tinggal di rumah ayahnya di Kansas, ia membiarkan binatang-binatang itu berkeliaran di kamarnya dan mengacak-acak keranjang kertasnya.
Walt bahkan berhasil menjinakkan salah seekor di antara binatang pengerat itu. Ia sangat sedih ketika harus meninggalkannya karena pindah kota.
Baca juga: Bangkit dari Keterpurukan, Berat Pria Ini Turun 32 Kg dan Sekarang Disebut Mirip 'Pangeran Disney'
Kenang-kenangan pada temannya ini pasti terbayang oleh Walt Disney ketika ia menggambar pahlawan barunya. Sesudah selesai, ia menawarkannya kepada produser film yang ternyata menanggapinya dengan dingin.
"Mickey Mouse? Tidak, Tuan Disney! Belum pernah seorangpun mendengarnya."
"Tidak lama lagi orang pasti akan mendengarnya," kata Walt Disney, teman tikus-tikus.
Disney memang menepati kata-katanya. Beberapa bulan kemudian seekor mahluk berhidung besar dan bertelinga lebar seperti daun kol, menaklukkan bioskop-bioskop di seluruh dunia.
Siapa Walt Disney, bapak Mickey Mouse itu? Bagaimana caranya ia berhasil mengembangkan bakat dan ide-idenya ?
Baca juga: (Foto) Tanpa Disadari, Begini Cara Disney 'Membunuh' Orangtua Para Tokohnya secara Tragis!
Orangtua Walt Disney bukan orang yang mencari nafkah dengan mudah. Mereka harus menghidupi 4 orang anak: Herbert, Raymond, Roy dan Walter. Ketika Walter masih kecil, mereka meninggalkan Chicago untuk pindah ke tanah pertanian di Missouri.
Jadi sejak muda sekali Walter hidup di tengah hewan-hewan peliharaan: lembu, ayam, kelinci.
Pada suatu hari, mereka menerima sekeluarga babi. Walter kecil bertugas memelihara binatang-binatang baru itu. la bermain-main dengan anak babi dan menunggangi babi dewasa.
Begitu bisa mempergunakan pinsil, Walter-pun menggambar binatang-binatang. Mereka adalah teman-temannya.
Tapi saat-saat yang menyenangkan itu tidak berlangsung lama. Tahun 1910, Disney Sr. menjual tanah pertaniannya untuk menetap di Kansas. Di tempat baru ini Disney Sr. membeli konsesi pendistribusian semua koran, di daerah yang mempunyai 10.000 pembaca.
Selamat tinggal sapi, selamat tinggal babi....
Roy dan Walter mendapat tugas mengantarkan koran Morning Times dan Evening and Sunday State. Selama 6 tahun setiap hari mereka melaksanakan tugasnya, tanpa upah satu senpun juga.
"Saya memberi kalian makanan dan pakaian," kata ayahnya kepada Walter. "Jadi kalian tidak punya hak untuk menuntut duit".
Pailit karena langganan terlalu baik
Supaya bisa mempunyai uang saku, kedua anak itu mencari kerja tambahan. Walter membersihkan mobil jenazah. la sering pura-pura mati, lalu bangun tiba-tiba kalau ada orang lewat, sehingga mereka ketakutan. Kemudian Walter bekerja sebagai pengantar susu.
Setelah itu Walter mendapat pekerjaan sebagai penjaja minuman ringan di kereta api. Dengan membawa keranjang besar, ia berjalan dari gerbong yang satu ke gerbong yang lain untuk menjajakan dagangannya.
Anak ini senang bepergian dan pekerjaan baru ini menyenangkan hatinya.
"Tapi karir baru ini cuma berlangsung dua bulan," tulis puteri Walt Disney, Diane Disney Miller dalam buku tentang ayahnya. Soalnya Walter merupakan langganan yang baik bagi dirinya sendiri. Limun yang ia jual kebanyakan ia minum sendiri sehingga tidak lama kemudian ia pailit.
Walter kemudian pergi ke Chicago, untuk bekerja di pabrik manisan buah-buahan. Kegemarannya menggambar berkembang dari tahun ke tahun. Di kota ini ia masuk ke sekolah seni rupa dan menggambar karikatur dari model hidup.
Baca juga: Ingin Jadi Karyawan Disneyland? Ini Beberapa Larangan Keras yang Mesti Anda Patuhi
Perang Dunia I yang terjadi di Eropah menyeret pula AS untuk turut serta. Tahun 1917, Walter yang berumur 16 tahun bertugas menjadi sopir ambulans.
Setahun kemudian ia dikirimkan ke Perancis sebagai pengemudi truk tentara. Truk yang dipercayakan kepadanya ternyata terbawa sesat sampai jauh sekali dari jalan yang mesti dituju, sehingga Walter terpaksa ditaruh beberapa hari di sel polisi.
Rupanya teman tikus-tikus ini lebih suka jadi sopir ambulans dan menggambar karikatur.
Beberapa bulan kemudian ia pulang ke rumah orangtuanya. "Walter," kata ayahnya. "Saya punya kabar baik untukmu. Tuan Scroggin, direktur pabrik manisan menawarkan lowongan untukmu dengan bayaran baik sekali."
Tapi Walter tampaknya tidak tertarik. "Jadi apa yang ingin kau kerjakan?" tanya ayahnya.
"Menggambar," jawab Walter.
Ayah Walter kecewa sekali. Ia yakin Walter tidak akan bisa hidup dari hasil pinsilnya.
Sesudah mencari pekerjaan kesana-kemari, Walter diterima sebagai illustrator pada sebuah biro iklan di Los Angeles. Gajinya 50 dolar sebulan. Sesudah menguasai seluk-beluk pekerjaannya, ia bermaksud berdiri sendiri.
Pesanan pertama ialah reklame untuk sebuah perusahaan minyak. Beberapa jam saja Walter sudah mendapat ide bagus. Ia menggambarkan uang menyembur dari sebuah sumur minyak. Ini sukses pertama.
Ia menerima pesanan-pesanan lain. Sambil mengerjakan pesanan ia banyak memperhatikan film-film kartun. Bulan Pebruari 1920, Walter yang berumur 19 tahun menjadi pelukis pada Kansas City Film.
Ia menggambar siluet-siluet lucu yang kemudian digunting dan lengan serta tungkainya digerak-gerakkan.
Menuju Hollywood
Walter kemudian mendapat kamera. Ia mencoba membuat reklame dengan kartun.
Disney juga membuat skets-skets yang lucu. Umpamanya untuk menunjukkan betapa buruknya susunan batu trotoar sebuah bagian kota, ia menggambarkan orang-orang yang giginya rontok setiap kali kendaraannya menggiling batu-batu yang bertonjolan.
Didirikanlah sebuah yayasan: Laugh-O-Grams. Ketuanya Walt Disney.
Baca juga: (Foto) Mau Menikah Bak Putri Dalam Dongeng? Gaun-gaun Pengantin Ala Putri Disney Ini Bisa ‘Dicontek’
Meskipun demikian, kesulitan keuangan tetap belum ditaklukkan. Walt mencari jalan agar ia bisa terbebas dari kesulitan ini. Ia mempelajari film-film kartun yang sudah muncul di layar.
Sebelum Perang Dunia I, seorang Rusia bernama Ladislas Starevitch sudah memutar cerita-cerita de La Fontaine di negaranya. Pada saat itu di AS sudah diputar pula film kartun mengenai ketololan Nemo Kecil.
Tahun 1917, Max Fleischer mengkombinir gambar-gambar dan foto-foto dalam cerita-cerita tentang Felix si Kucing.
Fleischer menampilkan gambar-gambar kartun di tengah aktor-aktor biasa dengan dekor sungguh-sungguh. Walt Disney berbuat sebaliknya. Dalam "Alice di negara kartun" ia menampilkan seorang gadis biasa di antara tokoh-tokoh kartun.
Walaupun Alice merupakan sukses tapi uang masih terus seret. Akhirnya Walt Disney memberanikan dirinya pergi ke Hollywood.
Di kota perfilman ini ia menemui seorang distributor yang menawarkan 15 000 dolar untuk seri baru dari Alice. Dibantu oleh kakaknya, Ry, Walt segera bekerja. Selain Alice, dipakai juga sejumlah anak lain.
Baca juga: Berbalik Dengan Karyanya, Walt Disney Ternyata Pemimpin Perusahaan yang Kejam
Setelah seri itu tamat, cerita tentang kelinci Oswald juga sukses, tapi tidak sebesar Mickey Mouse.
Walter mengumpulkan satu kelompok pelukis untuk mengerjakan Mickey. Satu gerakan Mickey memerlukan 16 gambar. Gambar pertama tentu harus dibuat oleh pelukis yang ahli, yang 15 lagi cukup oleh penjiplak. Untuk film yang waktu pemutarannya 10 menit, diperlukan 15.000 gambar.
Semua ini diawasi dari dekat oleh Walt Disney sendiri, sebelum mendapat sentuhan seni sinematografi.
Ketika muncul film bicara, Walter dan Roy bermaksud menjadikan film Mickey bersuara pula. Film Mickey yang pertama adalah "Steamboat Willie".
Kemudian Walter memilemkan pula "Silly Symphonies"; "la Danse Macabre" dengan iringan musik Saint-saens. Tapi sukses tidak mendatangkan keuangan yang mencukupi.
"Tibang cukup untuk membuat film berikutnya lagi," cerita Walt Disney. "Padahal saya bekerja mati-matian, pegawai-pegawai saya harus diperbanyak dan bekerja sampai larut malam supaya saya bisa menyelesaikan film menurut perjanjian."
Akibat kerja keras ini, Walter mundur kesehatannya dan harus istirahat selama berbulan-bulan. Ketika sudah sehat pula, ia mendapatkan bahwa dalam perfilman sudah terjadi perubahan-perubahan. Film-film berwarna sudah bermunculan.
Walt Disney menandatangani kontrak dengan Technicolor dan memunculkan "Bunga-bunga dan Pohon-pohon" Silly Symphonies yang diberi warna. Setelah itu muncullah cerita "Belalang dan Semut", "Tiga ekor anak babi" dan Mickey Mouse berwarna dalam film "Concert".
Keberhasilan dalam perfilman harus pula diimbangi dengan menyempurnakan tehnik-tehnik pembuatan gambar-gambar kartun. Pelukis-pelukis diberi kursus khusus oleh ahli-ahli lukis terkenal.
Pelukis-pelukis itu dibawa ke kebun binatang untuk memperhatikan bagaimana binatang-binatang itu bergerak. Selain itu mereka mengumpulkan pelbagai gambar binatang di dunia bebas.
Pelukis-pelukis diharapkan bisa menggambarkan lompatan tupai di dahan-dahan seperti tupai asli atau cara lari induk binatang buas di dalam hutan.
Walt Disney kaya dengan ide-ide lucu. la bisa membayangkan betapa kocaknya Pluto (tokoh anjing sombong yang bodoh) yang kumisnya dilekati kertas penangkap nyamuk lalu berontak-rontak untuk melepaskan diri dengan akibat keempat kakinya ikut melekat pula.
Donald Bebek juga mendapat sukses yang besar sekali. Tokoh bebek ini muncul di kepala Walt Disney ketika ia mendengar suara Clarence Nosh di Radio. Nosh ini ahli meniru bunyi burung dan pelbagai binatang.
Walt Disney menganggap bahwa Nosh berhasil sekali meniru suara bebek. Nosh dihubungi dan sejak itu membawakan suara Donald. Donald diberi pakaian pelaut karena bebek hidup di air, kata Walt Disney.
Donald kemudian diperkenalkan kepada Mickey dan mulailah karier yang cemerlang dari keduanya sampai saat ini.
(Seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Mei 1977)
Baca juga: Misteri Catatan Kecil Walt Disney Sebelum Meninggal yang Mengubah Dunia