BACA JUGA: Kisah Pilu Rita dari India, Ginjalnya Dicuri Suaminya Hanya untuk Memenuhi Kebutuhan Ini
Kebetulan, Rajastan nan miskin adalah provinsi yang jauh dari jangkauan hamba hukum. Hajatan itu sendiri lazimnya berlangsung pada hari Akha Teej, yang dianggap sebagai "hari paling baik" untuk melangsungkan perkawinan.
Prakash lalu menunjuk seorang pria tua, Goma Ram, pria tua bersorban putih dan bergiwang emas itu tampak khidmat mengikuti jalannya ritual. Dia adalah pemimpin spiritual setempat yang didapuk menjadi "ketua panitia" hajatan.
Goma Ram juga yang memelihara inisiatif, agar budaya warisan nenek moyang yang telah berlangsung turun-temurun tetap terselenggara sesuai jadwal. Buat Goma, menikahkan anak-anak di bawah umur sama sekali tidak ada urusannya dengan hukum negara.
la justru melihatnya sebagai kehormatan. Malam sampai dini hari itu, ia sukses menghasilkan tujuh pasang pengantin baru.
(Uli Rauss/ Disadur Dari Majalah Intisari Edisi Januari 2005)
BACA JUGA: Takut Diselingkuhi? Ini Cara Mudah Menyadap Whatsapp Pasangan
Penulis | : | intisari-online |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR