Banyak penderita yang suka mengotak-atik jerawat, terutama yang tumbuh di wajah. Dipencet-pencet dengan harapan isinya keluar, dan sembuh. Memang betul isinya bisa keluar.
Tapi jangan lupa, kelenjar palit bisa pecah karena sebagian isinya ada yang tertekan ke dalam.
Isi komedo akan menjalar ke jaringan di sekitamya sehingga bisa mengakibatkan peradangan di bawah kulit dan meninggalkan noda hitam atau jaringan parut yang tak bisa hilang.
Sebaiknya memang jangan main pencet, kecuali pada jerawat yang berkepala hitam atau komedo hitam. Ini pun tidak boleh sembarangan. Wajah harus lebih dulu diuapi agar pori-pori terbuka.
Lalu komedo ditekan dengan alat khusus atau tisu bersih, setelah itu dibersihkan dengan kapas yang dibasahi antiseptik.
Tidak sembarang obat jerawat di pasaran selalu cocok. Bila ingin mengobati sendiri, perlu Anda ketahui dulu jenis jerawat dan penyebabnya serta jenis kulit Anda. Lalu cari obat yang cocok buat Anda.
Ihwal makan tape entah singkong atau ketan dapat membantu menyembuhkan jerawat, ternyata tidak benar. "Tape malah mengandung alkohol dan panas," kata dr. Syarif.
Yang lebih konyol lagi, ada yang percaya kalau jerawat akan sembuh bila diusap-usapi dengan, maaf, celana dalam.
"Wah, ngaco, itu tidak benar," sanggahnya lagi. Jerawat justru harus dirawat dengan cara yang higienis. Cuci muka dengan air hangat-hangat kuku menggunakan waslap yang bersih, dan dikeringkan dengan handuk bersih.
Sebaiknya jangan mencuci wajah dengan sabun mandi biasa karena di antaranya ada yang bersifat abrasif yang bisa mengiritasi kulit (kulit mengelupas, menjadi kemerahan dll).
Anjuran orang tua-tua agar penderita jerawat mencuci muka dengan teh basi atau air daun sirih justru boleh diikuti. Karena dengan mencucinya, kulit menjadi bersih sedangkan air daun sirih yang mengandung zat antiseptik dapat mencegah terjadinya infeksi.
Namun untuk menangani problem jerawat, sebaiknya percayakan saja pada dokter ahli penyakit kulit atau ahli kecantikan yang berpengalaman.
Apalagi untuk jerawat jenis nodula atau kista yang perlu penanganan khusus. Jangan sampai penyakit yang sepele ini justru menjadi sebaliknya akibat penanganan yang tidak benar.
(Pernah dimuat dalam Buku Kumpulan Artikel Kesehatan 1 terbitan Intisari)
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR