Advertorial
Intisari-Online.com -Pasukan Rusia yang mendukung penguasa Suriah Presiden Bashar al-Assad rupanya tidak hanya menyiapkan diri untuk bertempur di udara dan laut.
Untuk melawan pasukan koalisi, Rusia juga bersiap untuk pertempuran darat.
Hingga April 2018, pasukan AS yang bermarkas di Suriah bagian utara (Raqqa dan Manbij), yang berbatasan dengan Turki dan Irak, menempatkan 2.000 pasukan.
Bersama pasukan gerilya Kurdi dan pasukan pemberontak Suriah, pasukan koalisi AS yang semula berperang melawan militin ISIS kemudian menfokuskan diri menggulingkan pemerinathan al-Assad yang dianggap tidak demokratis dan otoriter.
Di Suriah pasukan AS tidak memiliki pangkalan udara. Tapi pangkalan udara AS yang tersebar di Timur Tengah seperti di Turki, Qatar, Irak, Arab Saudi, Afganistan dan lainnya bisa mendatangkan jet-jet tempur di atas udara Suriah dalam hitungan menit.
Baca juga:Jika Mau Rusia Bisa Menggempur Sekutu di Suriah Menggunakan Rudal Hipersonik Maut KH-47 M2 Kinzhal
Namun tiadanya pangkalan udara di Suriah sebenarnya merupakan kelemahan militer AS dan hal itu ternyata dipahami betul oleh Rusia.
Oleh karena itu untuk persiapan menggempur pasukan koalisi AS di Suriah melalu darat, Presiden Vladimir Putin, sedikitnya telah mengirimkan dua kapal transportasi berukuran raksasa yang dipenuhi beragam persenjataan canggih.
Berbagai persenjataan yang tampak memenuhi dua kapal transpor itu, yakni kapal pengakut tank kelas Project 117 Alligator dan kapal roro Alexandr Tkachenko, antara lain tank-tank berat, truk-truk angkut militer, ranpur ambulans, ranpur pendeteksi ranjau darat, ranpur pengangkut jembatan ponton, kapal-kapal tempur lapis baja berukuran mini yang bisa digunakan bertempur di sungai, dan lainnya.
Pengiriman persenjataan tempur darat itu mengindikasikan bahwa militer Rusia di Suriah siap menggempur pasukan koalisi AS yang berada di darat dan memiliki kelemahan karena tidak dilindungi oleh payung udara (air cover) secara langsung.
Sementara untuk kekuatan udara dan laut, Rusia sendiri telah menyiagakan jet-jet tempur dan rudal-rudal pertahanan udara S-400 serta kapal-kapal perang dalam jumlah besar.
Kapal-kapal perang Rusia bermarkas pangkalan AL Tartus dan pesawat-pesawat tempur Rusia berada di pangkalan udara Khmeimim, serta Hamadan (Iran).
Berdasarkan pengalaman pertempuran di Irak dan Afghanistan serta Suriah sendiri, umumnya pasukan AS banyak yang keteteran saat bertempur di darat.
Medan perang bergurun dan bergunung-gunung batu terjal di Suriah, Irak, dan Afganistan telah membuat pasukan darat AS kerap tak berdaya ketika harus menghadapi pasukan tempur dari daerah lokal.
Taktik militer Rusia yang menyiapkan gempuran dari darat bisa dipastikan akan menjadi pertempuran berdarah-darah jika pasukan Rusia dan AS sampai bentrok di daratan Suriah.
Pertempuran darat antara pasukan Rusia dan AS itu, jika sampai terjadi, bahkan menjadi yang pertama kalinya dalam sejarah peperangan moderen.