Advertorial
Intisari-Online.com -Ketika Pasquale Palumbo menerima resep obat untuk tekanan darah tingginya, iron itu pun muncul.
Harus menelan empat pil setiap pagi membuatnya benar-benar cemas.
“Saya selalu tersedak dan menggertakkan gigi-gigiku untuk bisa menelannya,”ujar profesional asuransi 43 tahun itu, yang mengaku membenci minum pil sejak kecil.
Persoalan lainnya, laki-laki dari Mount Pleasant, New York, Amerika, itu harus memberi contoh kepada putrinya, Mia, yang masih berusia 6 tahun dalam hal minum obat.
Kebetulan, Mia sedang mengalami gangguan pada perutnya.
Supaya bisa menjadi contoh yang baik itulah, Palumbo meminta bantuan mantan asisten medis yang banting setir jadi terapis. Namanya Wendy Tedesco (42).
Baca juga:Peringatan untuk Para Orang Tua, Balita Ini Menelan Cincin Berlian Saat Ibunya Sedang Tidur
“Saya pikir, jika saya meminta anak saya melakukan ini (minum pil), saya harus menjadi contoh yang baik,” kata Palumbo, dilansir dari New York Post.
Masalah yang dihadapi Palumbo ternyata bukan persoalan sepele dan jarang mendapat perhatian banyak orang.
Sebuah studi 2015 dalam jurnal Pediatrics menemukan, lebih dari 50 persen anak-anak tidak dapat menelan pil atau kapsul ukuran standar.
Sementara itu, sebuah studi tahun 2013 di European Journal of Clinical Pharmacology mengungkapkan, lebih dari 30 persen orang dewasa mengalami kesulitan menelan pil.
Dan dari data yang berhasil dihimpun oleh penelitian itu menunjukkan, hampir 10 persen orang dewasa berhenti mengonsumsi obat-obatan sebagai akibat ketakutan dan kesulitan itu.
“Ini adalah masalah besar bagi sebagian orang,” ujar Tedesco pada New York Post.
“Pil bisa menjadi penghalang mental.”
Tedesco mengembangkan tekniknya sendiri sekitar 10 tahun yang lalu ketika ia kesulitan menelan beberapa pil yang rasanya amat pahit.
Pil bersarang di lidah, sebagian tertelan, sebagian tersangkut.
“Saat itulah saya sadar, setelah terlebih dahulu menempatkan pil di lidah Anda, Anda harus melonggarkan mulut dengan banyak cairan untuk membuat pil mengambang dan tidak menempel,” kata Tedesco.
Langkah selanjutnya adalah menarik kepala ke belakang seperti burung pelikan memakan ikan.
Beberapa peserta yang ikut pelatihan Tedesco, termasuk Palumbo, mula-mula akan menggunakan permen, sebelum disempurnakan dengan pil sungguhan.
Tedesco juga melatih pasien teknik pernapasan dalam dan memberi mereka penguatan positif.
Palumbo sendiri, selama mengikuti kelas Tedesco, bergantian menelan berbagai ukuran permen.
Setelah sekitar satu jam, dan benar-benar merasa percaya diri, ia menelan obat sungguhan.