Advertorial

Mengerikan, Ayah Ini Lempar Bayinya dari Atap Rumah Sebagai Protes

Khena Saptawaty
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Seorang pria yang ikut demo penggusuran rumah, melempar anaknya dari atap rumah. Pria itu pun ditangkap polisi dengan tuduhan percobaan pembunuhan.
Seorang pria yang ikut demo penggusuran rumah, melempar anaknya dari atap rumah. Pria itu pun ditangkap polisi dengan tuduhan percobaan pembunuhan.

Intisari-Online.com – Ajang protes di kota Kwadwesi di Port Elizabeth, Afrika Selatan, memperlihatkan peristiwa yang mengerikan.

Salah satu peserta protes melempar bayinya dari atap rumah yang terkena gusuran.

Dalam foto-foto yang beredar di Facebook, terlihat seorang pria membawa bayinya naik ke tepian atap rumah.

Pria itu mengancam akan melempar bayinya dari atap rumah. Ia memegang kaki bayi malang itu dengan kepala ke bawah.

Baca juga:Sering Dihujat Netizen, Beginilah Gaya Cosplay 'Low-Budget' Mimi Peri yang Kocak

Sementara para peserta protes lainnya terdengar menghasut pria itu dengan teriakan: ‘Lempar, lempar, lempar’.

Dalam foto lainnya, terlihat duduk di atap rumah dan mencoba berkomunikasi dengan pria tersebut.

Sepertinya komunikasi itu tidak berjalan lancar. Hal itu terlihat dalam foto selanjutnya.

Foto itu memperlihatkan seorang polisi yang berusaha memegang pria itu, tetapi pria itu keburu melempar bayinya ke bawah.

Baca juga:Sekolah Tinggi Intelijen Indonesia, Sekolah Kedinasan Bagi Mereka yang Ingin jadi 'James Bond'

Beruntung polisi yang berjaga di bawah atap berhasil menangkap sang bayi, dan ia tidak mengalami luka apapun.

Kemudian polisi menangkap pria yang berusia 38 tahun tersebut. Ia akan menghadapi dakwaan percobaan pembunuhan bayi.

Dilansir dari situs Dailymail, Jumat (13/4), drama yang menegangkan itu terjadi setelah 90 gubuk dibangun secara ilegal di kota Joe Slovo di Kwadwesi, yang diperintahkan untuk dihancurkan.

Baca juga:Gadis yang 'Mati' Karena Serangan Jantung Ini Selamat Setelah Ibunya Memohon untuk Melihat Putrinya

Kepolisian Afrika Selatan dikerahkan ke lokasi untuk memastikan keamanan petugas penghancur gubuk tersebut.

Sementara ada 150 warga yang memprotes penghancurkan tersebut dan mulai melempari batu, dan menutup jalanan dengan ban yang dibakar.

Selama protes itu ternyata seorang pria naik kea tap gubuknya dengan membawa putrinya yang berusia 6 bulan.

Ia mengancam akan melempar bayinya bila penghancuran itu tidak dihentikan dan meninggalkan rumahnya.

Baca juga:Wah, Pangeran Johor Traktir Pengunjung Mall Hingga Habiskan Rp 3,5 M!

Ketika para negosiator gagal berbicara dengannya, sebuah rencana penyelamatan dilakukan oleh polisi dan berakhir dengan sukses.

“Pada pukul 10.48, seorang pria naik ke atap bangunan dan membawa seorang bayi perempuan di tangannya. Tindakan itu memaksa tim tidak menghancurkan bangunan itu,” kata jurubicara kepolisian, Kapten Andre Beetge kepada media setempat.

Ia mengatakan, hal itu bisa berbahaya dan mengancam keselamatan anak, sehingga polisi melakukan rencana penyelamatan.

Ayah dari anak itu ditahan dengan dakwaan percobaan pembunuhan. Sedangkan putrinya diserahkan kepada unit Kekerasan Keluarga, Perlindungan Anak dan Serangan Seksual.

Setelah itu bayi akan dikembalikan kepada ibunya yang berusia 35 tahun. Kasus mereka ini akan diawasi oleh petugas sosial setempat untuk memastikan anak itu ada dalam sebuah tempat yang aman.

Aksi penyelamatan oleh polisi itu dipuji oleh Mayor Jenderal Dawie Rabie.

“Ini mengejutkan, ada seorang ayah yang mengorbankan anaknya sendiri untuk menghindari penghacuran bangunan ilegal tetapi untungnya anak itu selamat,” kata Dawie Rabie.

Ia menambahkan, ayah itu akan berhadapan dengan kekuatan hukum atas aksinya.

Sementara proses penghancuran itu berjalan terus dan berhasil menghancurkan 90 bangunan ilegal.

Artikel Terkait