Memang sih, ini sebenarnya bagian dari kode etik tak tertulis dalam bersosial. Di mana kita harus menjawab ucapan dan doa yang ditujukan ke kita.
Tapi kadang-kadang di dalam grup itu ada berbagai macam topik pembicaraan yang tak terarah. Sehingga kalau kita jarang online di WhatsApp, maka bisa saja ucapan selamat tersebut tenggelam di antara banyak postingan di dalam grup.
Apalagi kalau ucapan selamatnya menggunakan gerakan copy paste seperti di atas. Maka kita harus lihat satu-satu, siapa saja yang mengucapkan doa ke kita.
Sebenarnya kita bisa saja menjawabnya dengan cara diplomatis yang ditujukan ke semua yang mengucapkan. Contoh: "Terima kasih semuanya yang telah mendoakan saya".
Namun ada kesan sosial kalau kita menjawab dengan cara itu seperti kita seolah-olah tidak punya waktu untuk menyempatkan diri berterima kasih ke masing-masing anggota (walaupun mungkin kita memang tidak punya waktu).
Apalagi kalau kita tidak merespon sama sekali. Maka kehadiran kita di grup tersebut akan menjadi pertanyaan.
4. Asal ngundang masuk ke dalam grup
WhatsApp memiliki fitur membuat grup yang sangat mudah dan cepat. Kita cukup memilih nama kontak yang ingin ditarik bergabung, atau membuat link undangan untuk disebar.
Sesimpel itu. Maka tanpa harus menunggu persetujuan dari orang yang ditarik, orang tersebut langsung masuk ke dalam Group.
Akibatnya, banyak admin Group WhatsApp yang menyalahgunakan kekuasaannya ini.
Pernah berteman di masa SD? Tunjuk, masukkan ke grup. Pernah nongkrong di minimart bareng? Tunjuk, masukkan ke grup. Pernah ketinggalan bis bareng? Tunjuk, masukkan ke grup. Pernah beli makan siang di kantin kantor dan sama-sama pakai baju warna merah? Tunjuk, masukkan ke grup.
Hasilnya? Bisa jadi kita mendadak jadi anggota dalam banyak grup yang tak dikenal.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR