Sebagai contoh obat-obat yang bekerjanya merangsang (stimulants) seperti Benzedrine, sudah tentu akan sia-sia tak ada gunanya bila dicampur minumnya bersamaan dengan obat tidur Sonery.
Begitupula obat Norit tak akan ada gunanya bila dimakan bersamaan dengan Brooklax, sebab kedua-duanya berkihasiat berlawanan, yang satu menghentikan buang air besar, yang lainnya menguras isi perut.
Ditinjau dari segi farmaceutis:
Obat-obat ini tidak bisa tercampur homogen karena sebab physik atau sebab kimiawi, sehingga bukan saja berbahaya dalam takaran-takaran yang diminumnya, juga berbahaya karena obat-obat itu basa terurai maupun adanya perubahan-perubahan wama atau menjadi basah dan rusak.
Dalam hal ini contohnya:
Obat-obat minium, berupa emulsi yang sudah pecah artinya cairan memisah 2 lapisan.
Obat minm yang semula jernih lalu setelah disimpan agak lama kemudian timbul endapan, atau perubahan wama.
Obat-obat yang demikian janganlah diminum lagi alias dibuang saja.
Sebagai akhir kata kami hanya bisa menganjurkan agar saudara-saudara janganlah sembarangan makan obat campur-campur sendiri.
Tanyalah kepada dokter atau kenalan-kenalan yang faham akan khasiat obat.
Pernah saya alami sendiri. Suatu hari saya pilek. Saya minum obat Refagan 3 x sehari 1 biji.
Berhubung mau cepat-cepat lekas baik, sebelum tidur saya makan lagi bersamaan dengan Bodrex 1 biji.
Hasilnya malahan satu malam suntuk saya tidak bisa tidur karena ternyata tidak tahan, denyutan jantungnya terasa keras dan cepat.
Semoga dengan uraian ini para pembaca faham akan bahayanya obat campur-campur tanpa saran dokter. (Drs Hartono Hdw)
Artikel ini sudah terbit di majalah Intisari edisi Maret 1974 dengan judul “Obat yang Tak Boleh Dicampur-Campur”
(Baca juga: )
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR