Advertorial
Intisari-Online.com – Dilansir dari health.com pada Minggu (17/2/2019), Selina Nguyen, seorang gadis berusia tujuh tahun dilaporkan meninggal dunia pada hari Minggu (10/2/2019).
Gadis tersebut meninggal setelah berjuang melawan gejala flu yang membuatnya dirawat di rumah sakit selama tujuh minggu.
Menurut keluarga, Selina mulai merasa mual sebelum Natal.
Kesehatannya menurun selama dua hari berikutnya, dan pada 23 Desember 2018, dia mengalami koma dan dilarikan ke rumah sakit.
Baca Juga : Ani Yudhoyono Terkena Kanker Darah: Ini Perbedaan Leukemia, Limfoma, dan Multiple Myeloma
Keluarganya mengetahui bahwa Nguyen memiliki virus flu H1N1. Namun mereka tetap tidak memberikannya vaksin flu.
Akibatnya, otaknya tidak responsif selama tujuh minggu dan operasi untuk menghilangkan tekanan di tengkoraknya tidak berpengaruh.
Pada akhirnya, keluarga memutuskan untuk melepaskan alat dukungan kehidupannya.
Selina meninggal pada 10 Februari 2019 dengan dikelilingi keluarga di sisinya.
Kematian Selina menambah daftar korban tewas akibat terserang flu. Menurut Pusat Pengendalian Penyakit, sekitar 16 anak meninggal meninggal pada awal tahun 2019 ini.
Dan Colorado, Amerika Serikat jadi salah satu dari 24 negara bagian di AS dengan kasus flu tertinggi.
Menurut CDC, sekitar 100.000 orang masih dirawat di rumah sakit influenza.
Mereka masuk rumah sakit dengan gejala dan kondisi berbeda-beda. Contoh, ada pasien seorang pria berusia 32 tahun tanpa masalah medis.
Atau Michael Messenger (12), meninggal hanya beberapa hari setelah tes flu mengumumkan dia negatif flu.
Ada juga Katharine Gallagher (27) yang meninggal lima hari setelah meninggalkan pekerjaan lebih awal dengan gejala flu.
Di mana flunya berkembang menjadi pneumonia bronkial akut yang parah.
Bagaimana ini bisa terjadi?
Health berbicara dengan Pat Salber, MD, seorang mantan dokter ruang gawat darurat yang berbasis di San Francisco dan pendiri blog The Doctor Weighs In untuk mendapatkan jawaban.
Baca Juga : Ani Yudhoyono Terkena Kanker Darah: Benarkah Vitamin C dari Lemon dan Jeruk Bisa Obati Kanker Darah?
Bagaimana kemungkinan meninggal akibat flu?
Jumlah orang yang sakit flu, memerlukan rawat inap, atau akhirnya meninggal karena virus berubah setiap tahun tergantung pada beberapa faktor.
Termasuk jenis virus mana yang dominan dan kekuatan vaksin tahun itu.
Tetapi CDC memperkirakan bahwa antara 12.000 dan 56.000 kematian terkait flu terjadi setiap tahun.
Itu masih jumlah yang relatif kecil, mengingat jumlah kasus flu pada tahun tertentu dapat mencapai hingga 60,8 juta, menurut CDC.
"Dalam beberapa pandemi ini, jutaan orang terinfeksi. Tapi kasus kematian jarang terjadi," kata Dr. Salber.
Bagaimana seseorang meninggal karena flu?
Beberapa korban mungkin tertular infeksi kedua saat sedang berjuang melawan flu.
“Seperti pneumonia (infeksi kantung udara paru-paru), yang bisa cukup parah untuk menyebabkan kegagalan organ dan akhirnya menjadi kematian,” kata Dr. Salber.
Flu dapat semakin diperumit dengan sepsis, reaksi yang mengancam jiwa terhadap infeksi yang terjadi ketika bakteri memasuki aliran darah.
Atau orang lain mungkin meninggal karena flu karena sistem kekebalan mereka sudah dikompromikan oleh penyakit lain.
“Mengalami flu dapat memperburuk kondisi seseorang yang sudah mempunyai seperti diabetes, asma, dan penyakit paru-paru kronis,” Dr. Salber menjelaskan.
Contoh, seseorang dengan diabetes terkena flu. Maka kemungkinan fungsi ginjalnya menjadi lebih buruk. Sebab, mereka tak dapat melawan infeksi flu karena respon imun mereka sudah menurun.
Baca Juga : Ani Yudhoyono Terkena Kanker Darah: Ini 5 Gejala Leukemia yang Sering Diabaikan, Salah Satunya Memar
Sama halnya dengan orang sehat yang dapat meninggal karena flu. Sebab kasus ini sering terjadi pada anak-anak.
“Anak-anak muda yang terlihat sangat sehat. Namun mereka mungkin kewalahan oleh respon imun mereka sendiri,” kata Dr. Salber.
Dalam beberapa kasus, tubuh dapat meningkatkan pertahanan kekebalan sehingga protein penangkal infeksi menumpuk di dalam darah dan merusak organ lain.
"Misalnya, Anda bisa mendapatkan respons kekebalan ini di paru-paru," katanya, yang pada gilirannya membuatnya sulit bernapas.
Siapa yang paling berisiko meninggal?
Orang dewasa yang lebih tua (lansia) dan anak-anak muda paling berisiko mengalami komplikasi serius flu, termasuk rawat inap dan kematian.
Orang yang lebih tua lebih cenderung memiliki sistem kekebalan yang melemah. Mereka juga lebih rentan terkena infeksi sekunder, kata Dr. Salber.
Sementara anak-anak mungkin lebih cenderung memiliki respons sistem kekebalan tubuh yang luar biasa. Karena mereka mungkin tidak pernah terpapar flu sebelumnya.
Ingat, setiap orang memiliki sistem kekebalan yang berbeda dan cara seseorang merespons terhadap flu juga berbeda.
Oleh karenanya, kita harus memberi batas untuk tahu kapan harus ke rumah sakit.
Contoh Anda mengalami gejala paling parah dari flu seperti sesak napas atau sudah berhari-hari mengalami flu.
Baca Juga : Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh Jika Kita Rutin Minum Air Rebusan Daun Salam