Advertorial

Ini Kata Psikiater Komentari Kondisi Kejiwaan Bocah Perusak Motor yang Kini Tengah Viral

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Sosok pemuda yang diketahui bernama Adi Saputra tersebut menghancurkan motor yang dia kendarai lantaran tidak terima ditilang polisi
Sosok pemuda yang diketahui bernama Adi Saputra tersebut menghancurkan motor yang dia kendarai lantaran tidak terima ditilang polisi

Intisari-online.com - Simak pandangan seorang psikiater soal fenomena viral pria ngamuk rusak motor karena ditilang.

Sebelumnya diketahui, beredar video viral aksi seorang pemuda ngamuk rusak kendaraan di media sosial pada Kamis (7/2/2019).

Sosok pemuda yang diketahui bernama Adi Saputra tersebut menghancurkan motor yang dia kendarai lantaran tidak terima ditilang polisi di Jalan Letnam Soetopo, Serpong, Tangerang Selatan.

Dalam video yang beredar, Adi terlihat mencopoti bagian motornya secara emosional.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Bahkan Adi hampir mencelakai perempuan yang bersama dirinya saat menggulingkan motor berwarna merah tersebut.

Video yang telah viral pun mendapat beragam komentar dari netter.

Beragam tanggapan negatif muncul untuk sosok pemuda ini.

Namun bagaimana pandangan psikiater atas sikap Adi Saputra ini?

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Seorang psikiater, Andreas Kurniwan dengan nama akun @ndreamon pun menjelaskan prakiraan kondisi Adi Saputra melalui media sosial Twitter.

Andreas menyebut ada beberapa faktor kondisi psikis seseorang yang bisa mengendalikan emosi mereka.

Awalnya Andreas mengingatkan jika kita tidak hanya menyaksikan sekian detik kejadian, tanpa melihat latar belakang pemuda tersebut.

"Walau sangat tergoda untuk buru-buru menghakimi subyek dalam fenomena tersebut, ada satu konsep utama yang harus diingat. Kita hanya menyaksikan sekian detik dari kejadian tersebut. Itu hanya puncak gunung es (tip of the iceberg)," tulis akun @ndreamon.

Baca Juga : Ini 4 Penyakit Menular Seksual Super Baru yang Dikhawatirkan Para Ahli

Lebih lanjut Andreas menjelaskan jika kita hanya melihat dari yang nampak, yakni perilaku.

Perilaku yang dimaksud adalah merusak, jelas jika perilaku ini negatif.

"Ya, perilaku merusak itu negatif, tentu membuat orang-orang memandang negatif juga. Nah, kenapa perilaku itu yang muncul? Kenapa bukan perilaku lain?"

Orang yang menyaksikan video tersebut hanya bisa mengira emosi (kemarahan).

Baca Juga : Siapkan Kematiannya, Wanita Ini Beli Peti Mati Seharga Rp154 Juta, Ternyata Ada Alasan Menyedihkan di Baliknya

Sebagai psikiater, mendalami perilaku seseorang perlu ada pemahaman yang lebih dalam lagi.

"Perlu pemahaman lebih dalam lagi. Apakah memang biasa dia sering seperti itu? Atau baru ini pertama kalinya? Atau kejadian ini hanya terjadi pada kondisi tertentu, di tekanan yang begitu berat?

"Mungkin dia hanya sedang mengalami worst day ever?Tidak ada yang tahu," tambahnya.

Lebih lanjut Andreas Kurniawan menghimbau untuk jangan terlalu cepat menilai orangnya.

Baca Juga : Samsung Luncurkan Ponsel Murah, Xiaomi Langsung Pangkas Harga Salah Satu Ponselnya Ini

"Jadi, mungkin terlalu cepat bagi kita untuk reaktif menilai orangnya. Kita coba pisahkan antara perilaku dan orangnya.

Saya pribadi tidak suka dengan perilakunya.

Tapi terhadap orangnya? Nanti dulu. Saya tak cukup kenal dia untuk memberikan pendapat saya,"

Pada akhir-akhir kutweet-nya, @ndreamon ini menjelaskan jika bisa saja terjadi ledakan emosi yang besar sudah lama ditahan.

Baca Juga : Jangan Sepelekan! Jika 5 Gejala Ini Muncul pada Tubuh, Segera Kunjungi Dokter Kulit

"Ini seperti kita menimbun sampah dalam batin kita, sampai tahap terjadi ledakan emosional. Percayalah, setiap orang bisa mengalami itu,"

"Ledakan emosi pada orang yang melakukan represi terus adalah sesuatu yang ‘wajar’. Yang tidak wajar adalah apabila ledakan emosi tersebut sedemikian sering atau besarnya hingga merusak, atau mengganggu relasi, atau mengganggu kerja,"

"Kembali ke kasus yang sedang viral. Kemungkinan (kembali, kemungkinan) ledakan emosi tersebut terjadi akibat kemarahan yang tidak disadari. Ketika sedang marah, kita tidak sadar loh kita sedang marah.

Untungnya, kamu bisa melatih kesadaran akan hal ini,"

"Bila kamu menjalin relasi dengan orang yang mungkin melakukan pola kekerasan (baik fisik atau psikis) berulang, mungkin baiknya kamu perlu evaluasi ulang relasi kamu. Apakah bisa diperbaiki? Apa harapan kamu? Kalau bingung jawabnya, konsultasi dengan psikiater/psikolog," tutup akun @ndreamon.

Simak utas kicauan @ndreamon selengkapnya! (Tribunnews.com/Siti Nurjannah Wulandari)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tanggapan Psikiater soal Viral Pemuda Rusak Motor saat Ditilang, Jangan Benci Orangnya Dulu

Artikel Terkait