Advertorial
Intisari-online.com - Bencana tsunami yang menimpa Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12/2018) menyisakan banyak kisah mendalam di baliknya.
Beberapa di antaranya mengaku mengalami pengalaman pribadi, menyaksikan saat-saat sebelum bencana nahas ini terjadi.
Salah satunya adalah dialami oleh Oystein Lund Andersen, fotografer gunung api dari Norwegia yang berada di Pantai Anyer Jawa Barat.
"Saya berada di pantai. Saya sendirian, keluarga saya tidur di kamar," begitulah katanya dikutip dari BBC World pada Senin (24/12/2018).
Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!
"Saya mencoba memotret gunung berapi Anak Krakatau yang meletus," katanya.
"Sebelumnya di malam hari, ada aktivitas erupsi yang cukup berat.Tapi sesaat sebelum ombak menghantam pantai, tidak ada aktivitas sama sekali.Di luar sana hanya gelap," katanya lagi.
"Dan tiba-tiba saya melihat gelombang ini datang, dan saya harus berlari," tambahnya.
Oystein mengaku melihat dua gelombang sesaat sebelum bencana tsunami melanda.
Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur
Menurutnya, gelombang pertama tidak begitu kuat, jadi dia bisa berlari sekuat yang dia bisa, oleh karena itu ia berlari sekuatnya.
Namun, gelombang kedua adalah gelombang besar yang berakibat pada tsunami, namun beruntung Oystein berhasil menghindari gelombang kedua.
"Saya berlari langsung ke hotel, tempat di mana istri saya menginap, dan putra saya sedang tidur,"katanya.
"Saya membangunkan mereka, dan saat itulah saya mendengar gelombang besar datang. Saya melihat gelombang besar datang," katanya lagi.
Baca Juga : Beginilah Penampakan Kebun Ganja Senilai Rp19 Milliar yang Tersembunyi di Dasar Bumi
"Melihat ke luar jendela ketika gelombang kedua menghantam. Itu jauh lebih besar," tambahnya.
Ombak terlihat melewati hotel, Mobil terdorong keluar dari jalan, dan bersama orang-orang lainnya Oystein mencari tempat yang lebih tinggi.
"Kami dan orang lain di hotel langsung menuju ke hutan di sebelah hotel. Ada bukit dan kami berada di atas bukit sampai sekarang,"tambahnya.
Selain Oystein beberapa warga lain juga dilaporkan melarikan diri ke hutan menurut laporan AFP.
Baca Juga : Aktivitas Vulkanik Anak Gunung Krakatau Ternyata Terjadi Sejak 1928, Semengerikan Inikah Anak Krakatau?
Sejauh ini bencana tersebut telah mengakibatkan 281 korban meninggal dan1.016orang luka-luka,57 dilaporkan hilang serta 4.411 orang mengungsi menurut kabar dari Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Sedangkan kerugian meterian hingga malam tadi, terdiri dari 528 unit rumah rusak berat, 1 rumah hilang dan 82 rumah rusak ringan.