Contoh, seorang pria berusia 34 tahun melaporkan tidur dengan lensa kontaknya setidaknya tiga hingga empat malam per minggu, serta berenang dengan tetap menggunakan lensa.
Akibatnya mata kirinya mengalami kemerahan dan penglihatan buram dan mata kanannya terkena infeksi mata bakteri dan jamur selama dua bulan.
Walau sudah diberi obat, gejalanya tidak membaik.
Lalu ketika diperiksa lagi, dokter menemukan pasien memiliki infeksi mata langka dengan amuba bersel satu bernama Acanthamoeba keratitis.
Amuba ini umumnya ditemukan di alam, termasuk air dan infeksi memerlukan obat khusus, menurut CDC.
Untungnya, setelah pria itu menerima obat yang tepat, infeksinya akhirnya sembuh.
Tetapi butuh waktu enam bulan sem
buh. Hanya dia mengalami beberapa masalah kehilangan penglihatan permanen.
Dalam kasus lain, seorang pria berusia 59 tahun memakai lensa kontaknya semalam selama perjalanan berburu. Akibatnya dia mengalami sakit mata.
Dia pun harus diobati dengan obat tetes antibiotik yang harus dia gunakan setiap 2 jam.
Tapi ketika dia sedang mandi satu hari, dia mendengar "suara letupan" di mata kirinya dan didiagnosis menderita maag di kornea matanya.
Endingnya, dia membutuhkan transplantasi kornea dan antibiotik spektrum luas, dan mengalami kehilangan penglihatan.
Contoh lain, seorang pria 57 tahun yang memakai lensa kontak yang sama selama dua minggu berturut-turut.
Akibatnya dia didiagnosis dengan infeksi pada kedua mata dan memiliki lubang di kornea mata kanannya. D
ia membutuhkan tetes mata antibiotik setiap jam dan transplantasi kornea untuk menyelamatkan mata kanannya.
Untuk mencegah infeksi mata, CDC merekomendasikan hal berikut ini.
- Cuci tangan sebelum menyentuh lensa kontak.
- Lepaskan lensa kontak sebelum tidur, mandi, atau berenang.
- Gosok dan bilas lensa kontak dengan larutan desinfektan setiap kali setelah mereka digunakan.
- Ganti solusi lensa kontak lama dengan yang baru atau menyimpan lensa kontak Anda dalam sebuah tempat khusus.
Nah, itulah yang terjadi jika kita tidur sambil memakai lensa kontak. Seram bukan?
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR