Advertorial

Setelah Jadi Korban 'Percobaan Medis Manusia', Para Simpanse Ini Ditelantarkan hingga Mati Kelaparan

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M
,
Tatik Ariyani

Tim Redaksi

Pulau ini awalnya sepi, namun kini ada lebih dari 60 simpanse tinggal di pulau tersebut, dan mereka semua menderita penyakit mengerikan.
Pulau ini awalnya sepi, namun kini ada lebih dari 60 simpanse tinggal di pulau tersebut, dan mereka semua menderita penyakit mengerikan.

Intisari-online.com - Liberia adalah tempat yang dikenal sebagai pulau orangutan di Afrika Barat.

Pulau ini awalnya sepi, namun kini ada lebih dari 60 simpanse tinggal di pulau tersebut, dan mereka semua menderita penyakit mengerikan.

Simpanse terlantar ini menjadi korban percobaan medis manusia, kemudian mereka dibuang di pulau terpencil karena mereka sangat agresif.

Orang-orang yang tinggal di sekitar sana tidak berani mendekat, akibatnya pulau ini berubah menjadi pulau bagi sekumpulan simpanse.

Baca Juga : 3 Akhir Tragis Hewan Sirkus, Dihabisi dengan Cara Keji 'Hanya' karena Memberontak dari Siksaan

Melansir dari Bastille Post, dikatakan mereka sangat ganas terhadap orang asing di pulau tersebut.

Beberapa orang yang mencoba mendekat akan dilempari dengan mangga untuk mengusir mereka, dan para simpanse tidak pernah membiarkan orang lain mendekati pulau itu.

Bahkan, simpanse ini dianggap sebagai monster, dan ada rumor mengatakan bahwa mereka akan memakan orang-orang yang mencoba masuk ke pulau tersebut.

Akan tetapi simpanse ini memiliki kelemahan, di mana mereka hanya bisa berjalan di pantai karena takut air.

Baca Juga : 10 Manfaat Jepan alias Labu Siam yang Jarang Diketahui. Salah Satunya Bisa Tingkatkan Fungsi Otak, Lo!

Menurut laporan, simpanse ini awalnya digunakan oleh laboratorium liberia New York Blood Center (NYBC), pada tahun 1974.

Mereka menguji virus kontroversial, di mana peneliti menyuntikkan virus orangutan untuk eskperimen yang menyebabkan hepatitis dan apendisosis.

Setelah lebih dari 40 tahun mereka melakukan eksperimen ini, para simpanse ini sakit dan hanya bisa tinggal di pulau tempat eksperimen ini.

Kini simpanse ini masih dirawat oleh pengasuhnya yang memasok makanan dan air setiap harinya.

Baca Juga : Cara Mengobati Biduran Secara Alami Tanpa Obat Kimia tapi Tetap Manjur

Namun setelah wabah Ebola pada tahun 2014, mereka berhenti pergi ke pulau itu dan membuatnya kelaparan setiap harinya.

Jika mereka kekurangan makanan, mereka hanya akan kelaparan sampai mati. Pada tahun 2015, NYBC mengklaim tidak ada tanggung jawab untuk merawat mereka.

Mereka meninggalkan 66 simpanse yang tersebar di enam pulau kecil wilayah Liberia, hingga kemudian organisasi kemanusiaan memutuskan merawat mereka.

Namun, NYBC berjanji pada 2017 untuk memberikan 5 juta poundsterling sekitar Rp92 milliar untuk memenuhi kebutuhan makanan dan medis simpanse di masa depan.

Baca Juga : 7 Gejala Penyakit Berbahaya yang Sering Disepelekan Wanita

Artikel Terkait