Advertorial

Salut! Meski Harus 'Di-charge' Setiap Malam, Pemuda Ini Tetap Semangat Hidup

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Dia harus membawa dua bongkah baterai besar (yang akan bertahan dalam 8 jam), komputer kecil, dan peralatan lain kemanapun dia pergi.
Dia harus membawa dua bongkah baterai besar (yang akan bertahan dalam 8 jam), komputer kecil, dan peralatan lain kemanapun dia pergi.

Intisari-Online.com- Jim Lynskey (22) asal Redditch, Worcestershire, Inggris mengidap penyakit lemah jantung.

Jim menderita itu setelah dia dan saudara kembarnya (Grace) diketahui terkena virus meningitis saat baru berusia dua minggu.

Jim adalah satu dari sekitar 100 orang di Inggris yang menderita sakit ini.

Akibatnya dia harus dilengkapi dengan seperangkat alat yang menghubungkan kabel dari lubang perutnya ke aliran listrik.

Baca Juga:Cantik, Glamour, dan Seksi, Para Pasukan Tempur Wanita Ukraina Ini Siap Membantai Pasukan Rusia

Baca Juga:Nyai Roro Kidul, Sosok Rekaan Panembahan Senopati dalam Babad Tanah Jawi

Jim Lynskey dengan seperangkat alat kesehatannya
Dia harus membawa dua bongkah baterai besar (yang akan bertahan dalam 8 jam), komputer kecil, dan peralatan lain kemanapun dia pergi.

Peralatan itu dimaksudkan sebagai pemasok listriknya jika sewaktu-waktu terjadi pemadaman listrik.

Perangkat ini membuat sisi kiri jantungnya yang lemah tetap dapat berdetak dan membuatnya hidup.

Jim Lynskey
"Saya harus dicharge menggunakan listrik utama saat di malam hari, sementara baterai diisi ulang," kata Jim sebagaimana dilansir pada Catersnews.com.

"Saya juga kesusahan untuk mandi, harus memasukkan baterai ke kantong kedap air," lanjutnya.

Jim menjalani ablasi, prosedur penyingkirkan jaringan parut yang disebabkan oleh jantungnya yang lemah.

Dia juga dilengkapi dengan defibrilator cardioverter implan (ICD).

Jim bersama komunitas Save9lives, sebuah kampanye menyelamatkan hidup orang lain
Baca Juga:Soal Teknologi Pesawat, Indonesia Boleh Kalah, Tapi Soal Kemampuan Pilot, Australia Sudah Mengakui

Perangkat itu dipasang pada bulan Februari 2015 namun pada Oktober 2017 alat itu mulai rusak.

Jim dilarikan ke Rumah Sakit Queen Elizabeth, Birmingham dan dilengkapi dengan peralatan yang baru.

Namun, dia diberi tahu bahwa perangkat sebelumnya telah tertanam sehingga untuk melakukan transplantasi jantung nantinya akan lebih susah.

Jim berkata, "Saya sangat bersyukur masih bisa hidup, entah itu dengan pompa atau transplantasi jantung nantinya."

Sementara itu, sekarang Jim sedang berusaha meraih gelar sarjananya di bidang manajemen makanan dan konsumen, Universitas Sheffield.

Baca Juga:(Foto) Ada Tangan-tangan Penuh Luka dari para Buruh Ini di Balik 'Keindahan' Produk-produk Apple

Artikel Terkait