Advertorial

Hati-hati, Terlalu Bahagia Juga Bisa Jadi Pemicu Penyakit Jantung, Ini Penjelasannya

Tatik Ariyani

Penulis

Para peneliti menyebutnya happy heart syndrome (sindrom penyakit jantung yang disebabkan rasa senang).
Para peneliti menyebutnya happy heart syndrome (sindrom penyakit jantung yang disebabkan rasa senang).

Intisari-Online.com - Penelitian baru menunjukkan terkadang, sebuah peristiwa yang sangat menyenangkan bisa membahayakan jantung, sebuah.

Penelitian sebelumnya telah menemukan bahwa emosi ekstrem seperti kesedihan, kemarahan dan ketakutan dapat memicu nyeri dada dan sesak napas, serangan jantung, gagal jantung dan bahkan kematian.

Dilansir daricleveland19.com, kondisinya relatif jarang, dan para ahli menyebutnya sebagai takotsubo syndrome, atau broken heart syndrome (sindrom penyakit jantung yang disebabkan kesedihan).

Sindrom ini adalah hasil dari sebuah peristiwa dadakan, pelemahan sementara dari otot-otot jantung yang menyebabkan ventrikel kiri, ruang pemompaan utama jantung, hingga gelembung udara keluar di bagian bawah dan tidak memompa dengan baik.

BACA JUGA:Hiduplah Sesuai Pilihan Kita

Penelitian baru ini merupakan studi pertama yang menemukan bahwa sebagian kecil dari orang-orang ini dapat mengembangkan masalah jantungsetelah kejadian bahagia.

Para peneliti menyebutnya happy heart syndrome (sindrom penyakit jantung yang disebabkan rasa senang).

Dokter perlu mempertimbangkan "pasien yang tiba di gawat darurat dengan tanda-tanda serangan jantung (seperti nyeri dada dan sesak napas) setelah kejadian bahagia, bisa jadi menderita takotsubo syndromesama seperti seorang pasien serupasetelah kejadian emosional yang negatif, "kataDr. Jelena Ghadri, kardiolog residen di University Hospital Zurich, di Swiss.

Studi tersebut juga menunjukkan bahwa peristiwa kehidupan yang bahagia dan menyedihkan mungkin memiliki jalur emosional serupa yang pada akhirnya dapat menyebabkan sindrom takotsubo.

BACA JUGA:Ingin Istri Rasakan Orgasme Tak Terlupakan? Ini Empat Langkah yang Mesti Dilalui

Para peneliti menganalisis data dari 1.750 pasien di seluruh dunia yang didiagnosis dengan sindrom takotsubo.

Mereka menemukan bahwa ada pemicu emosional yang pasti pada 485 pasien.

Dari jumlah tersebut, 20 pasien (4%) mengembangkan sindrom ini setelah acara bahagia (seperti pesta ulang tahun, pernikahan, perayaan perpisahan yang mengejutkan, tim olahraga favorit yang memenangkan pertandingan, atau kelahiran cucu).

Tapi mayoritas 465 kasus (96%)terjadi setelah kejadian menyedihkan atau penuh stres (seperti kematian orang yang dicintai, menghadiri pemakaman, masalah hubungan, atau kekhawatiran tentang suatu penyakit).

BACA JUGA:10 Kegunaan Vaporub yang Jarang Diketahui, Salah Satunya Bisa Menghaluskan Tumit

95% orang yang mengalami sindrom setelah pemicu emosional adalah wanita.

Usia rata-rata adalah 65 untuk mereka yang memiliki broken heart syndrome dan 71 untuk mereka yang memiliki happy heart syndrome.

Hasil tersebut memperkuat keyakinan bahwa kebanyakan kasus sindrom takotsubo terjadi pada wanita pascamenopause.

Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mempelajari lebih lanjut tentang mekanisme di balikhappy heart syndrome maupunbroken heart syndrome.

BACA JUGA:Tupolev PAK-DA Pengebom Nuklir Siluman Rusia, Malaikat Maut yang Bikin Gentar Negara Barat

Artikel Terkait