Tragedy plus time is comedy. Semakin susah hidup kita dulu, kalau kita ceritakan saat ini, maka bukannya orang akan bersimpati, tapi malah ketawa.
Itu sebabnya Anda “cerewet” kepada para comic untuk menjaga diri?
Iya. Memancing tawa untuk hal-hal yang tabu itu memang lebih gampang.
Karena dunia ini masih baru, sebaiknya dijaga baik-baik.
Masyarakat kita itu masih sensitif, jadi rawan betul terhadap protes.
Karena itu saya tekankan agar jangan porno, jangan menyerang orang lain dan jangan rasis.
Jadi tetap harus peduli terhadap kondisi masyarakat ya?
Karena kondisi lingkungan kita, jelas kita harus peduli pada “rambu-rambu”, mana yang boleh mana yang tidak. Saya sengaja pinjam rambu-rambu dari seni lain.
Soalnya belum-belum saja sudah ada yang salah, katanya: “Asyik nih, di stand up kita bisa menghina presiden.” Itu kan enggak bener.
Nantinya stand up akan berkembang seperti apa?
Saya bilang ini akan naik terus. Yang kita lihat sekarang ini masih elementer banget. Masih sederhana. Di Amerika saja, stand up juga terus berubah.
Tahun 70-an, kalau ada anak kecil tanya ke Jerry Seinfield bagaimana caranya menjadi comic, dia akan sarankan untuk mengumpulkan jokes, dihapalkan, lalu diceritakan ulang.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR