Intisari-Online.com - Risiko selalu menjadi bagian dalam berinvestasi.
Risiko tersebut tengah menghampiri Aab Abdullah, mantan sopir taksi yang kehidupan finansialnya berubah berkat pasar modal.
"Sepanjang 2017 belum banyak untung," ujarnya kepada KONTAN belum lama ini.
Salah satu pemicunya lantaran Aab masuk ke saham PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS).
(Baca juga: Kisah Pilu Marina Chapman: Dibuang ke Hutan, Dirawat Kera, Lalu Dijadikan Budak Seks)
Dia belum bersedia membeberkan berapa nilai kerugiannya secara keseluruhan.
Tapi, Aab masuk ke saham BEKS saat harganya masih di level Rp60 per saham.
Hingga hari ini, Rabu (3/1), saham BEKS masih bersender pada level Rp50 per saham.
Meski demikian, Aab belum berencana untuk melakukan cut loss. Dia masih akan setia menunggu harga saham BEKS kembali naik.
Sebab, dia masih melihat masih ada potensi besar dari fundamental BEKS.
BEKS merupakan saham bank daerah milik Pemerintah Provinsi Banten.
Andai BEKS memperoleh perhatian lebih dari pemerintah, ditambah besarnya aset Provinsi Banten, sangat memungkinkan bagi BEKS untuk menjadi salah satu bank terkemuka atau bahkan bank besar.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR