Intisari-Online.com – Tiga belas tahun yang lalu, tepatnya tanggal 26 Desember 2004 pukul 08:58 WIB, terjadi gempa bumi di lepas pantai barat Sumatera, Indonesia.
Dilaporkan gempa tersebut berskala 9,1-9,3 dan memicu serangkaian tsunami mematikan di sepanjang pesisir daratan yang berbatasan dengan Samudera Hindia.
Gelombang tsunami yang tingginya mencapai 30 meter dan menewaskan lebih dari 280.000 jiwa di 14 negara. Dan Aceh menjadi salah satu tempat yang paling parah terkena dampaknya.
Nah, ternyata tragedi tsunami Aceh tersebut menginsipirasi dua orang insinyur kedirgantaraan asal Seatlle, Amerika Serikat.
(Baca juga: 7 Desa Ini Tersembunyi di Tempat yang Tak Terbayangkan, Salah Satunya Ada di Kawah Gunung Berapi)
(Baca juga: Gempa Aceh, The Ring of Fire, dan Status Indonesia Sebagai Kawasan Rawan Gempa)
Dilansir dari dezeen.com, insinyur Julian Sharpe dan Scott Hill dilaporkan telah menciptakan tempat penampungan yang mengambang yang disebut kapsul keselamatan atau Survival Capsule.
Fungsi kapsul keselamatan ini jika terjadi tsunami atau bencana lainnya adalah bisa menampung antara dua sampai 10 orang selama lima hari.
Sharpe dan Hill menerangkan bahwa kapsul itu terbuat dari aluminium seperti yang digunakan pesawat.
Kapsul keselamatan ini kedap air dan akan melindungi penghuni dari dampak awal bencana alam, penetrasi benda tajam, paparan panas, dan bentuan benda tumpul.
Tidak heran dengan kemampuannya itu Survival Capsule dianggap cocok untuk menolong korban tsunami, tornado, angin topan, gempa bumi, dan badai saat evakuasi tidak memungkinkan dilakukan.
(Baca juga: Terlalu Indah, Inilah 8 Kapal Karam yang Menjadi Obyek Wisata di Dunia)
Penulis | : | Mentari Desiani Pramudita |
Editor | : | Mentari Desiani Pramudita |
KOMENTAR