Jam tugas mereka terbagi atas 3 shift, dari pukul 16.00 - 00.00. Rotasi kerjanya berlangsung tiap 2 minggu. Sehingga masing-masing regu tidak akan bertugas malam terus atau siang terus.
Karena tuntutan tugas untuk mengumpulkan informasi keamanan sebanyak-banyaknya, sampai Dennis V.N. McCarthy selama berminggu-minggu menyusup ke kampus Harvard dan Berkeley menyamar menjadi mahasiswa untuk menguping gerakan protes dan demo anti-Vietnam di antara mahasiswa.
Selain dilatih untuk mengenali tingkah laku yang abnormal di tengah keramaian, mereka pun harus mampu memutuskan apakah tingkah laku yang aneh tadi berbahaya.
Sudah tentu ini tugas yang mahasulit, karena di jalanan yang padat dengan massa, memang banyak orang yang nampaknya bisa menimbulkan kerusuhan.
Siapa saja yang berani mengirimkan surat ancaman kepada seseorang yang berada di bawah perlindungan SS harus siap-siap menjalani interogasi.
Maklum saja, sekarang surat kaleng dapat diidentifikasikan dengan komputer khusus yang menganalisis tulisan. Dalam data komputer SS terdapat daftar ratusan nama yang selalu diawasi.
Tapi keputusan terakhir tetap pada agen untuk menentukan apakah surat ancaman tertentu berbahaya atau tidak.
Setiap tahunnya ada sekitar 4.000 pucuk surat ancaman atas diri presiden AS. Setahunnya ada 4.000 orang yang perlu ditangkap untuk dimintai keterangan atas perilakunya yang dianggap membahayakan keselamatan presiden.
Meskipun hanya memaki presiden di warung, kalau terdengar atau dilaporkan pada SS pasti ditangkap. Itulah sebabnya setiap buku telepon cetakan AS, di sampul depannya selalu tertera nomer telepon SS.
BACA JUGA: Kisah Nyata: Pengakuan Pria Panggilan Yang telah Meniduri 1.700 Wanita
Dalam hal inilah SS pernah terpeleset. Tahun 1975 para agen mewawancarai Sara Jane Moore, karena ia mengirimkan surat ancaman untuk membunuh Presiden Gerald Ford. Setelah diinterogasi, mereka menyimpulkan Moore tidak berbahaya.
Ternyata keesokan harinya Moore benar-benar mencoba menembak Ford di San Francisco! Untung saja seseorang di keramaian berhasil merebut pistolnya.
Penulis | : | Yoyok Prima Maulana |
Editor | : | Yoyok Prima Maulana |
KOMENTAR