Advertorial
Intisari-Online.com – Cikal bakal pendiri Secret Service atau Satuan pengawal Presiden AS adalahPresiden Abraham Lincoln.
Lucunya tugas utama mereka bukanmengurus presiden, tapi melacak para pemalsu uang.
Terdorong keprihatinannya atas kondisi ekonomi negaranya, 14 April 1865, Lincoln memerintahkan menkeu AS, saat itu Hugh McCulloch, membentuk Secret Service Division di bawah jajaran departemen keuangan.
Tugas utamanya adalah memberantas kasus pemalsuan uang yang membanjiri AS menyusul usainya Perang Saudara.
Ironisnya, sebelum sempat merasakan faedahnya, Lincoln keburu tewas.
Menyusul terbunuhnya Presiden James A. Garfield (1881) dan Presiden William McKinley di Buffalo, New York (1901), masyarakat AS menuntut perlindungan yang baik atas diri presidennya.
Akhirnya, 1906 Kongres AS mengesahkan UU yang memberi mandat penuh Secret Service untuk mengawal presiden.
Presiden Warren G. Harding tahun 1922 meminta Kongres untuk mengubah Secret Service ini menjadi Exlusive Protective Service Gedung Putih yang diseragamkan. Kini menjadi Uniformed Division of Secret Service.
Frank J. Wilson komandan pasukan SS yang pertama, dalam perkembangannya bisa dibilang sebagai arsitek SS modern yang sekarang ini.
Melewati masa PD I dan II, para presiden AS aman-aman saja. Ini tentu salah satu bukti bahwa kerja mereka cukup efektif.
Sampai terjadi musibah November 1963, Presiden John F. Kennedy ditembak mati ketika iring-iringan mobilnya melalui Kota Dallas, Texas.
Komisi Warren yang menyelidiki kasus pembunuhan itu kemudian mengusulkan penambahan 50 agen yang mengawal presiden.
Tahun 1965 jumlahnya menjadi 350 personel. Kini sudah mencapai sekitar 2.000 orang.
Antara tahun 1968 dan 1992, anggaran SS melonjak hebat, dari AS $ 17,6 juta menjadi AS $ 471 juta.
Pasalnya, daftar orang yang harus dikawal makin panjang saja.
Mulai dari presiden dan wakil presiden berikut anggota keluarga mereka, 4 mantan presiden plus para istri mereka, anak-anak mantan presiden sampai mereka mencapai umur 16 tahun, para kepala negara asing beserta pasangannya, pejabat penting negara serta perwakilan AS di luar negeri.
Malah setelah pembunuhan terhadap Robert F. Kennedy di Los Angeles ketika sedang berkampanye pada tahun 1968, para calon presiden dan wakilnya berikut pasangan pun masuk daftar kewajiban para agen SS.