Sayangnya, dokter Wijaya yang digambarkan sudah berusia lanjut ini tidak ingin identitasnya dipublikasikan oleh media.
Pasien yang berobat ke dr. Wijaya cukup membayar seikhlasnya dengan memasukkan uang ke dalam sebuah kotak.
Di ruang tunggu praktiknya juga tersedia barang-barang bekas layak pakai, mulai dari pakaian hingga mainan anak-anak hasil sumbangan.
Setiap pasien boleh mengambil satu barang.
Dr. FX Sudanto di Abepura, Papua
Dikenal sebagai “dokter seribu”, karena ia selalu menarik bayaran sekitar seribu rupiah.
Mulai bertugas di Papua sejak 1982, lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada ini memang tidak ingin menarik bayaran yang tinggi terhadap para pasiennya.
Kadang malah ia menggratiskan sekalian.
Sudanto berpraktik setiap hari dari pukul 08.00 – 12.00 WIT dan bisa melayani lebih dari 100 pasien setiap hari.
“Kasihan, yang kekurangan biasanya banyak yang menderita sakit,” tutur Sudanto yang kini sudah berusia 76 tahun ini.
Dr. Michael Leksodimulyo di Surabaya
Orang-orang menyebutnya dokter kaum gelandangan, karena bersama Yayasan Pondok Kasih, ia selalu mengadakan pengobatan gratis bagi kaum miskin di seputar kota Surabaya.
Penulis | : | Tjahjo Widyasmoro |
Editor | : | Tjahjo Widyasmoro |
KOMENTAR