Advertorial

Fenomena Gunung Es di Balik Kekerasan Seksual: Ketika Para Korban ‘Memilih’ Diam

Moh Habib Asyhad

Editor

Nama Harvey Weinstein melambung bukan karena film yang diproduserinya masuk box office, melaikan karena tindakan pelecehan seksualnya terhadap perempuan.
Nama Harvey Weinstein melambung bukan karena film yang diproduserinya masuk box office, melaikan karena tindakan pelecehan seksualnya terhadap perempuan.

Intisari-Online.com -Pelecehan seksual yang dilakukan Harvey terkuak setelah salah seorang korbannya melaporkan tindakan pelecehan itu.

Dilansir dari theguardian.com, pelaku pelecehan seksual dan korban pelecahan sejatinya banyak yang belum terdeteksi, yang belum pernah didengar, dan (mungkin) tak akan pernah didengar.

(Baca juga:Jadi Tersangka Kasus Pelecehan Seksual, Seorang Guru di Balikpapan Gantung Diri)

Kasus pelecehan seksual saat ini laiknya fenomena gunung es yang terlihat dan terungkap di permukaan saja.

Temuan YouGov menyebut, 70 persen korban kekerasan seksual memilih diam, 27 persen melapor, dan 3 – 4 persen sisanya bersuara tapi, mungkin, tidak melapor.

Salah satu korban pelecehan seksual Harvey adalah Lauren O’Connor. Ia memilih diam karena sedang membangun kariernya. Selain itu, ia sonder-power untuk melawan Harvey kuat.

Lantaran adanya ketimpangan kekuatan itulah maka survei anonim menjadi salah satu cara untuk mendeteksi pelecehan yang terjadi.

Survei yang dilakukan organisasi di Amerika Serikat untuk melindungi pekerja, US Equal Employment Opportunity Commision (EEOC), menunjukkan bahwa kasus pelecehan seksual yang dilaporkan hanya sedikit yang memberikan perlindungan dan keuntungan bagi korban.

Karena kondisi itulah para lebih memilih diam dan membiarkan. Dan tepat di titik inilah, gunung es yang sudah besar tadi semakin membesar lagi.

(Baca juga:Polisi Ini Sebut Colek Paha Wanita Bercelana Panjang Tidak Termasuk Pelecehan Seksual, Benarkah?)

(Melina Ikwan)

Artikel Terkait