Intisari-Online.com - Dalam era Perang Dingin Indonesia menjadi target operasi rahasia CIA karena pemerintah AS khawatir Indonesia akan jatuh ke tangan kekuasaan komunis Uni Soviet.
Target utama operasi rahasia CIA di Indonesia adalah menggulingkan kekuasaan Presiden Soekarno dengan berbagai cara.
Tidak hanya operasi rahasia untuk menggulingkan Presiden Soekarno, CIA juga mendalangi upaya pembunuhan terhadap Presiden dengan cara merekrut kelompok tertentu dan salah satunya penerbang tempur AURI, Letnan Udara II Daniel Maukar.
Pada 9 Maret 1960, dengan menggunakan jet tempur MiG-17, Maukar sempat menyerang Istana Merdeka di Jakarta dan Istana Bogor serta menyerang kilang minyak di Tanjung Priuk, Jakarta Utara.
Tapi meskipun Istana Merdeka sempat diberondong tembakan, Presiden Soekarno luput dari serangan karena sedang tidak berada di tempat.
Upaya pembunuhan Presiden Soekarno terus berlanjut, sebulan kemudian (April 1960) ketika Perdana Menteri Uni Soviet, Nikita Kruschev berkunjung ke Indonesia ternyata terjadi upaya percobaan pembunuhan.
Hadirnya tokoh komunis Soviet nomor satu yang didampingi Presiden Soekarno dalam kunjungan di wilayah Jawa Barat itu ternyata dihadang kelompok bersenjata yang telah bersiap melakukan penyergapan di Jembatan Rajamandala.
Keberanian para penyergap yang kemudian diidentifikasikan sebagai anggota DI/TII itu jelas tidak akan muncul jika tidak didukung oleh para agen CIA mengingat salah satu sasarannya (Kruschev) merupakan tokoh dunia.
Mujur para pengawal kunjungan kenegaraan dengan sigap bertindak sehingga baik Presiden Soekarno maupun Kruschev lolos dari upaya pembunuhan.
Pada 7 Januari 1962, Presiden Soekarno yang sedang berkunjung ke Makassar dan menghadiri acara di Gedung Olah Raga Mattoangin kembali menghadapi upaya percobaan pembunuhan.
Dalam perjalanan menuju Gedung Olah Raga seseorang melemparkan granat aktif tapi meleset dan justru mengenai mobil lainnya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR