Find Us On Social Media :

Pelajaran dari Burung Pipit Kecil yang Menyelamatkan Diri dengan Sayapnya Sendiri

By Moh Habib Asyhad, Selasa, 11 Juli 2017 | 21:00 WIB

Burung pipit yang selalu membawa batu kesedihan

Intisari-Online.com – Ada sebuah pohon beringin yang besar di hutan, cabang-cabangnya menyebar terlihat kokoh.

Masing-masing cabang kokoh ini memiliki anak cabang yang lebih kecil sehingga cabang-cabang pohonnya terlihat makin banyak lagi.

(Baca juga: Belajar dari Keberhasilan Itu Sudah Biasa, Belajar dari Kegagalan Itu Baru Luar Biasa)

Ranting-ranting kecil dari cabang pohon beringin itu dipenuhi dengan dedaunan. Dan pada salah satu rantingnya bertengger si burung gereja kecil.

Burung gereja itu berkicau dengan riang. Nadanya yang tinggi memenuhi udara dan bergema melintasi hutan.

Lagu kicauannya terdengar menyenangkan.

Tiba-tiba, terdengar embusan angin kencang  yang segera berubah menjadi badai.

Awalnya, ranting tempat burung gereja itu bertengger, mulai bergetar dan bergoyang. Terus bergoyang seiring angin bertiup dengan kekuatan yang makin lama makin membesar.

Lalu seluruh cabang mulai bergoyang tak terkendali. Segera saja pohon beringin yang besar itu terhuyung-huyung di bawah pengaruh badai yang dahsyat.

Pohon beringin besar itu bergetar dengan hebat saat angin ribut menyerangnya. Sesaat, cabang kecil tempat burung gereja itu bertengger tetap tegak, namun akhirnya cabang itu patah.

Apa yang terjadi pada burung pipit kecil itu?

Tidak ada yang terjadi pada burung gereja karena ia terbang begitu saja. Ia mengepakkan sayapnya bahkan saat rantingnya patah dan ia terbang begitu saja.