Find Us On Social Media :

Wanita Ini Cacat, tetapi Ia Tidak Patah Semangat Mencari Kegiatan dengan Menghibur Orang Kesepian

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 7 September 2018 | 20:00 WIB

Setelah 2½  tahun dirawat ia sudah cukup kuat untuk tinggal sendiri dalam flat. Karena selama 22 tahun bekerja menjadi guru ia belajar banyak tentang artikulasi kata-kata, dengan bantuan seorang logopediste ia melatih diri sehingga dengan menggerak-gerakkaa otot perutnya bisa berbisik.

Melalui tilpon yang diperlengkapi dengan mikropon yang sangat peka, ia kini bisa didengar di ujung lain. Sebetulnya makan banyak enersi, tetapi itu hanya ketahuan kalau ia berhenti mencari nafas setelah menjawab sebuah pertanyaan. Untuk melatih otot-otot perutnya ia setiap hari main melodica, sebuah alat musik tiup.

Selain itu ia mengadakan korespondensi dengan orang-orang dalam penjara, pasien-pasien di rumah sakit jiwa, orang cacat. Pokoknya orang-orang yang hidup terpencil seperti dia dan mengharapkan kontak sedikit dengan orang lain.

Baca Juga : Saat Mengalami Hari yang Buruk, Ingatlah 8 Hal Berikut dan Kita Akan Kembali Bersemangat!

Ia main catur dengan surat, membuat teka teki untuk mereka dan mencoba untuk memberi harapan atau adpis.

Tahun 1972 ia tiba-tiba jatuh sakit serius. Tubuhnya sakit semua. Karena berkali-kali mengalami kecelakaan tubuhnya tambah miring pinggul, tulang rusuk dan sendi. Karena tekanan tidak seimbang, "penyusutan" tambah hebat dan saraf yang terjepit menimbulkan rasa sakit yang tak keruan.

Untuk waktu singkat ia harus masuk rumah sakit dan mundur pesat. Akhirnya beratnya tinggal 40 kilo. Di rumah ia dirawat oleh seorang perawat selama beberapa bulan. Kemudian itupun tidak bisa berlangsung lebih lama lagi.

Soalnya ia tidak mempunyai keluarga. Dan ini bukan soal sementara, tetapi permanen. Karena itu lebih baik mencari pekerja, katanya. Sekali seminggu ia mendapat pekerja. Sekali seminggu ada orang yang belanja untuknya.

Baca Juga : Wanita ini Baru Sadar Dirinya Tak Memiliki Organ Reproduksi Saat Usianya Sudah 18 Tahun, Tetap Semangat Rebekah!

Tetapi setelah itu ia seorang diri. Ia tambah menginsafi bagaimana rasanya andaikata terjadi sesuatu selama itu. Betapa sering kita tidak mendengar atau membaca di koran, si anu terjatuh di gang dan tidak bisa meraih tilpon lagi atau memanggil orang, si anu sudah 10 bulan mati dalam flatnya.

Tetapi berita-berita itu bukan menjadi alasan bagi Ineke Quadekker untuk bermuram durja. Ia malahan mendapat ide. Semua orang itu sendirian. Tidak ada orang yang memperhatikan.

Ia tahu perasaan pedih kalau tidak ada orang yang muncul atau memperhatikannya. Banyak orang yang mengalami hal itu dalam kota besar. la ingin melakukan sesuatu bagi mereka. Tetapi bagaimana, karena ia sudah tidak bisa keluar. Tilpon. Namun bagaimana dengan ongkosnya dan dari mana mendapat orang-orang itu.