Find Us On Social Media :

Masih Penasaran Mengapa Bandeng Berbau Lumpur? Ini Penjelasannya!

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 14 Agustus 2018 | 21:00 WIB

Intisari-Online.com – Dalam musim hujan yang lalu pasar ikan kita dilanda bandeng berbau lumpur. Namun, dalam musim kemarau berikutnya bandeng yang beredar tidak berbau lumpur lagi.

Mengapa bisa begitu? Apa usaha kita untuk mencegah terulangnya bau lumpur dari bandeng itu?

Mari kita simak tulisan Slamet Soeseno di Majalah Intisari edisi Agustus 1987 berikut ini.

Agaknya setiap orang sudah tahu apa yang disebut  bandeng. Sejenis ikan laut, Chanos chanos, yang langsing seperti torpedo putih perak dengan punggung biru laut. Dagingnya juga putih seperti susu  sampai orang Inggris menyebutnya milkfish.

Baca juga: Bandeng Presto Juwana, Melewati Beragam Ujian Sebelum Sampai di Tangan Konsumen

Lezamya memang bukan main, meskipun untuk itu kita harus pura-pura tidak merasa bahwa durinya mengganggu. Waktu masih kecil biasanya kita takut tertelan duri bandeng (bukan kita yang ditelan oleh duri, tapi kita menelan duri tak sengaja).

Saya sendiri juga begitu. Namun sesudah tua, tak peduli lagi (saya) kalau ada duri ikut tertelan bersama daging bandeng. Itu gara-gara seorang rekan sejawat pernah membuka rahasia makan duri bandeng.

"Coba saja ditelan, nanti 'kan tidak -apa-apa!" tuturnya selaku guru perikanan yang sudah banyak menelan bandeng. Ternyata memang benar. Duri bandeng itu tidak apa-apa.

Ketika saya tanyakan, dari mana ia tahu bahwa duri bandeng itu tidak apa-apa? Jawabnya: berdasarkan pengalaman di lapangan. Para petani yang makan bandeng di tepi tambak tidak punya waktu untuk menyisihkan duri yang berjibun itu satu demi satu dari daging bandeng.

Baca juga: Bandeng, Sumber Gizi Penting bagi Tubuh

Mereka tidak apa-apa. Lalu saya ikut-ikutan, tidak apa-apa!

Teorinya jelas

Kalau masalah duri mudah diatasi, masalah bau lumpur lebih rumit, namun tetap bisa ditanggulangi, asal kita mau.