Melirik Bisnis Kuliner Sate Bandeng Khas Banten

Arnaldi Nasrum

Penulis

Melirik Bisnis Kuliner Sate Bandeng Khas Banten
Melirik Bisnis Kuliner Sate Bandeng Khas Banten

Intisari-Online.com - Setiap daerah di Indonesia memiliki makanan khas masing-masing. Ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke daerah tersebut. Tidak terkecuali Banten, Jawa Barat. Wilayah ini memiliki kuliner khas yakni sate bandeng. Makanan ini banyak ditemui di daerah Serang. Sesuai dengan namanya, makanan ini berbahan baku daging ikan bandeng yang dihaluskan dengan berbagai bumbu kemudian dimampatkan pada bambu kemudian dibakar.

Salah satu pengusaha sate bandeng ini adalah Ratu Toety Machfudoh dengan mengusung merek Sate Bandeng Ratu. Ia mengatakan, dulunya bandeng merupakan kudapan khas yang dikonsumsi oleh para sultan di Banten. “Jadi produk olahan bandeng merupakan makanan unggulan masyarakat di Serang” ungkap Ratu Toety.

Ratu Toety mengemas sate bandeng dalam kotak dengan dominasi warna hijau. Harga jual ke distributor sekitar Rp30 ribu per kotak. Dari situ, distributor bisa menjual ke konsumen sekitar Rp35 ribu-Rp36 ribu per kotak.

Dalam sehari rata-rata dia membutuhkan 30 kg atau sekitar 100 ekor bandeng untuk produksi. Ratu Toetu mengaku bisa meraup omzet Rp 3juta per hari atau sekitar Rp90 juta per bulan. “Laba bersih bisa sekitar 50% dari omzet per bulan,” kata dia.

Pelaku usaha lainnya adalah Putri Apriyanti yang mengusung merek Sate Bandeng Ibu Aliyah. Usaha ini didirikan oleh orangtuanya yakni Aliyah dan Rudi Radjiman sejak tahun 1989. Putri mengklaim, keunggulan produknya terletak pada rasa pedas sate tanpa mengurangi cita rasa daging bandeng itu sendiri.

Dengan kemasan kotak berwarna merah, Sate Bandeng Ibu Aliyah dijual seharga Rp 35.000 per kotak. Usaha yang berlokasi di Jalan Lopang Gede No. 7, Kecamatan Serang ini dalam sehari bisa menjual 60 hingga 70 bungkus sate bandeng. Jadi omzet rata-rata Rp2,1 juta atau sekitar Rp2,4 juta per hari. Jika dihitung sebulan, omzetnya bisa mencapai Rp63 juta-Rp73 juta. “Laba bersih sekitar 30-40% dari omzet per bulan,” ujar Putri.

Pemasaran Sate Bandeng Ibu Aliyah selain dari gerai offline, juga dilakukan via online, ataupun melalui distributor untuk memasok ke minimarket di Jakarta, seperti Tip Top, atau pasar swalayan Gelael. Sementara pesanan perorangan sebagaian besar dari Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Padang, dan tentu dari daerah-daerah di sekitar Kota Serang.(Kontan)