Find Us On Social Media :

Kisah Pasukan Kostrad Selamatkan Tim Ekspedisi Lorentz di Belantara Papua yang Masih Perawan

By Ade Sulaeman, Rabu, 21 Maret 2018 | 10:00 WIB

Intisari-Online.com - Tahun 1995 sebuah tim penelitian bernama Tim Lorentz ’95 dibentuk di Jakarta berdasarkan kerjasama Biological Science Club (BSsC) dari Indonesia dengan Emmanuel College, Cambrige University.

Lembaga BSsC merupakan organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) independen yang didirikan pada 7 September 1969 oleh sekelompok mahasiswa ilmu Biologi Universitas Nasional (UNAS), Jakarta.

Tim akan melakukan penelitian beragam jenis flora dan fauna di Desa Mapenduma, Kecamatan Tiom, Kabupaten Jayawijaya, Irian Jaya (Papua).

Tim yang terdiri dari 11 peneliti itu juga akan mengkaji keterkaitan objek penelitian mereka dengan kehidupan dan pola berfikir tradisional suku Nduga di sana.

(Baca juga: Seluruh Dunia akan Berakhir di Tahun 5079! Ini Ramalan tentang Perjalanan Manusia oleh Peramal Buta Baba Vanga)

Hasilnya diharapkan dapat menjadi masukan bagi usaha-usaha pelestarian dan pengembangan Taman Nasional Lorentz.

Juga menjadi langkah awal bagi peran serta masyarakat yang terletak di bagian timur laut Cagar Alam Lorentz itu.

Penelitian dilakukan antara bulan November 1995 hingga Januari 1996.

Anggota tim dari Indonesia terdiri dari Navy Panekanan (28), Matheis Y.Lasamalu (30), Jualita Tanasale (30), Adinda Arimbis Saraswati (25).

Sementara anggota tim dari Inggris terdiri dari Daniel Start (22), William “Bill” Oates (23), Annette van der Kolk (22), dan Anna Mclvor (21).

Tim dibantu oleh antropolog Markus Warip (36) dari Universitas Cendrawasih dan Abraham Wanggai (36) dari Balai Konservasi sumber daya alam (BKSDA) Kanwil Kehutanan Irian Jaya.

Ikut juga Jacobus Wandiko, putra daerah suku Nduga, yang juga antropolog lulusan Universitas Cendrawasih murid Markus Warip.