Bersanding dengan Tokoh-tokoh Hebat Lainnya, Buku Anak-anak di India Tampilkan Adolf Hitler sebagai Pemimpin Hebat Dunia

Moh Habib Asyhad

Penulis

Alih-alih perbaikan, Adolf HitlerHitler dicatat hampir menghancurkan planet ini sejak Perang Dunia II dimulai, yang menyebabkan puluhan juta orang meninggal dunia.

Intisari-Online.com -Sebuah penerbitan buku anak-anak di India baru saja memicu kemaharan setelah menampilkan foto Adolf Hilter dalam sampul buku berjudul Great Leaders.

Salah satu organisasi yang marah meminta penerbit buku itu, B. Jain’s Pegasus, menarik buku itu dari peredaran, baik di toko fisik maupun toko online.

“Menempat Hitler di samping para pemimpin politik dan kemanusiaan yang benar-benar hebat adalah kekejian, dan itu semakin buruk karena ditargetkan kepada generasi muda yang pengetahuan sejarah dunianya masih sedikit,” ujar Rabbi Abraham Cooper dari Simon Wiesenthal Center.

Selain Hitler, sampul buku itu juga menampilkan sosok Mahatma Gandhi, Nelson Mandela, Perdana Menteri India Narendra Modi, Barack Obama, dan pemimpin Myanmar Aung San Suu Kyi.

(Baca juga:Swastika, Simbol Kebaikan yang Berubah Jadi Simbol Mengerikan nan Mematikan di Tangan Adolf Hitler)

Dalam sinopsis singkatnya, buku yang terbit 2016 lalu itu bertujuan untuk fokus pada beberapa pemimpin dunia yang hebat yang telah mendedikasikan dirinya untuk kemajuan negaranya.

Nah, poin itulah yang dibantah habis-habisan oleh Cooper.

Alih-alih perbaikan, Cooper mencatat bahwa Hitler hampir saja menghancurkan planet ini sejak Perang Dunia II dimulai, yang menyebabkan puluhan juta orang meninggal dunia.

Dari puluhan juta orang itu, ratusan ribu di antaranya adalah orang-orang Yahudi yang meregang nyawa selama periode Holocaust.

Ia juga bilang bahwa ada orang Los Angeles yang membeli salinan buku itu di Pameran Buku Internasional Krithi di Cochin, India.

Sebagia informasi, Chochin adalah kota pelabuhan di barat daya India yang telah menjadi rumah bagi orang-orang Yahudi selama berabad-abad.

Sementara itu, Pegasus sendiri belum menanggapi email yang menanyakan apakah buku itu sudah pernah dikritik sebelumnya atau mengapa buku dengan judul seperti itu, yang diterbitkan dua tahun yang lalu, masih mendapat sambutan.

(Baca juga:Bagai Dongeng, Penulis Buku Anak Ini Menikah Dengan Gelandangan Hanya Gara-gara Mata)

Artikel Terkait