Sudah Tewaskan 3 Orang, Inilah Penjelasan Virus Marburg yang Mirip dengan Virus Ebola

Mentari DP

Penulis

Tingkat kematian untuk penyakit yang disebabkan oleh virus Marburg bisa setinggi 88%.

Intisari-Online.com – Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tanggal 7 November 2017 kemarin, ada tiga orang di Uganda dan Kenya meninggal.

Ketiga orang yang meninggal berasal dari keluarga yang sama di Distrik Kween di Uganda Timur. Salah seorang korban lalu melakukan perjalanan ke Kenya sebelum kematiannya.

Kematian ketiganya dikarenakan penyakit yang sangat langka dan mematikan yang disebabkan oleh virus Marburg.

(Baca juga:Perhatian untuk Para Orangtua, Gara-gara Duduk di Bangku Troli Belanja Bayi 11 Bulan Ini Terserang Empat Virus Sekaligus)

(Baca juga:Sedih, Bayi Berusia 18 Hari Ini Meninggal Karena Dicium Oleh Orang yang Terkena Virus Meningitis)

Apa itu virus Marburg?

Menurut WHO, dilansir dari livescience.com, virus Marburg terkait dengan virus terkenal lainnya, yaitu virus Ebola.

Kedua virus tersebut adalah anggota keluarga “filovirus” dan memiliki tingkat kematian tinggi. Bahkan tingkat kematian untuk penyakit yang disebabkan oleh virus Marburg bisa setinggi 88%.

Bagaimana caranya orang terinfeksi?

Virus ini ditularkan ke orang-orang dari jenis buah kelelawar yang disebut Rousettus aegyptiacus atau kelelawa buah Mesir.

Begitu manusia terinfeksi, bagaimana pun virus tersebut dapat menyebar ke manusia lainnya melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, atau dengan bersentuhan dengan permukaan dan bahan yang telah terkontaminasi.

WHO menambahkan, waktu yang dibutuhkan untuk melihat gejala pada seseorang yang telah terinfeksi virus dapat bervariasi. Mungkin dua sampai 21 hari.

Apa saja gejalanya?

Awal gejala, mereka mulai merasa nyeri otot. Setelah tiga hari, seseorang dapat mengembangkan gejala gastrointestinal, termasuk mual, muntah, dan diare berat selama seminggu.

Seperti virus Ebola, virus Marburg menyebabkan kondisi demam berdarah parah, yang meliputi gejala seperti demam tinggi dan disfungsi dalam pembuluh darah, yang dapat menyebabkan pendarahan luar biasa.

(Baca juga:Waspadalah, Virus HPV Penyebab Kanker Serviks Sepeti yang Diderita Jupe Ternyata Bisa Menempel di Alat Kelamin Pria)

Gejala ini dimulai antara lima sampai tujuh hari setelah gejala awal.

Pasien juga mungkin mengalami pendarahan dari hidung, gusi dan untuk wanita, vagina.

Terakhir, menurut WHO, virus ini dapat menyebabkan masalah pada sistem saraf pusat, yang menyebabkan kebingunan, iritablitas, dan agresi.

Dalam kasus fatal, kematian bisa terjadi antara delapan atau sembilan hari setelah gejala di mulai.

Artikel Terkait