Advertorial
Intisari-Online.com – Harvey dan Irma Schluter telah menikah selama 75 tahun.
Saat ini Harvey berusia 104 di bulan Juli lalu, dan Irma akan berusia 93 di bulan November yang akan datang.
Mereka dengan jelas mengingat banyak peristiwa besar abad ke-20, dari saat pertama kali ditemukannya sebuah pesawat terbang, selama masa Depresi Besar, keajaiban menyaksikan Neil Amstrong berjalan di bulan.
(Baca juga:Mengapa Badai-badai Ini Dinamai Secara Alfabetis? Ada Harvey, Irma, Lalu Jose)
Irma bahkan mengingat cuaca yang dingin dan mendung di dekat rumahnya di Spokane, Washington, pada hari pembunuhan Presiden John. F. Kennedy.
Tapi, mereka tidak tahu mengapa nama mereka menjadi nama dua badai besar yang mengancam Amerika Serikat.
“Saya tidak tahu bagaimana mereka dinamakan Harvey dan Irma,” kata Irma.
Sebenarnya penjelasannya sederhana. Sejak tahun 1979, Organisasi Meteorologi Dunia telah mengganti dengan nama pria dan wanita untuk badai tropis yang lahir di atas Atlantik.
Enam daftar nama disimpan dan digunakan secara bergiliran. Jadi nama badai kecil tahun 2017 akan muncul lagi pada tahun 2023. Hanya badai yang mahal atau cukup mematikan untuk diingat, maka namanya dipensiunkan.
Nama Harvey pertama kali digunakan sebagai nama badai pada tahun 1981, dan enam badai lainnya memiliki nama itu.
Angin kencang yang mengikuti Harvey setiap enam tahun, kemudian disebut Irene. Namun, pada 2011, badai Irene menghancurkan Kepulauan Karibia dan banyak kota di Pantai Timur, sehingga nama tersebut dipensiunkan.
Nah, mengingat keganasan badai Harvey dan Irma pada tahun 2017, rasanya ini akan menjadi pertama dan terakhir nama mereka muncul bersamaan.
Sementara, pasangan Schluters ini telah muncul bersama sejak tahun 1940-an, ketika Harvey mengunjungi saudaranya di sebuah dupleks di Spokane dan bertemu Irma, yang tinggal bersama saudara perempuannya di apartemen di bawah saat ia bersekolah SMA.
Ketika Harvey lulus, Irma menjadi ragu akan masa depannya. “Saya belum lulus, dan ingin menunggu sampai selesai. Tapi ia mengajakku menikah sebelum itu,” kata Irma.
(Baca juga:Salah Satu Gereja Terbesar di Texas Dikritik karena 'Menutup Pintu’ Selama Badai Harvey)
Keduanya menikah pada tahun 1942, setelah bertugas singkat di Fort Meade, Md., sementara Harvey masih di Angkatan Darat, mereka kembali ke Washington.
Saat Harvey sekarang bekerja sebagai tukang cukur, istrinya merasa kehidupan di rumahnya sepi. Keduanya tumbuh di keluarga besar dan wajar saja jika mereka mengasuh anak, banyak diantaranya cacat fisik dan mental.
Hingga saat ini mereka telah mengasuh sekitar 120 anak-anak, demikian menurut Harvey seperti dilaporkannya pada The Spokesman Review.
Harvey Schluter membuka bisnisnya di pinggiran kota Spokane Hill, Harvey’s Shop, dan bekerja sebagai tukang cukur selama 45 tahun.
Namun, ia mengatakan bahwa pencapaian hidupnya yang paling berharga ketika menjadi orangtua asuh.
Dan dalam kehidupan panjang mereka, mereka mengunjungi anak-anak asuh mereka yang sudah dewasa, Schluter berhasil menghindari badai besar yang cukup parah hingga nama badai itu dipensiunkan.
Lihat saja daftar badai yang pernah mereka ketahui: Hazel di tahun 1950-an; Carla, Hilda, dan Inez di tahun 1960-an; Agnes dan David di tahun 1970-an; Allen, Gilbert, dan Hugo di tahun 1980-an; Andrew dan Mitch di tahun 1990-an; dan Isabel, Ivan, Katrina, dan Felix di tahun 2000-an.
Irma tidak ingat apakah ia terpengaruh secara serius oleh kejadian cuaca lainnya, termasuk badai salju dan gempa bumi, yang lebih sering terjadi di Washington. Yang ia ingat bahwa ia dan suaminya tinggal di dalam rumah selama beberapa hari karena asap dan kebakaran hutan yang melanda Pasifik Barat Laut.
Ketika Harvey dan Irma lahir, pada awal abad 20, radio adalah penemuan baru dan televisi kabel sudah puluhan tahun.
Pada abad yang baru, setelah 75 tahun menikah, mereka hanya bisa melihat saat nama mereka berkelap-kelip di layar televisi dengan laporan kematian, penghancuran, dan evakuasi. “Sungguh menyedihkan,” kata Harvey setelah melihat berita.
Bagaimana pun indahnya nama-nama badai itu, tetap saja badai yang menghancurkan dan menyedihkan.
Yah, semoga saja nama cantik badai itu tidak mampir ke Indonesia.