Advertorial

Sambil Menyerahkan Diri kepada Polisi Kanibal Ini Bilang: “Saya Bosan Makan Daging Manusia”

Moh Habib Asyhad

Editor

Intisari-Online.com -Seorang laki-laki yang diduga sebagai kanibal menyerahkan diri kepada polisi. Ia menyerah dalam kondisi yang amat aneh.

Laki-laki yang digambarkan oleh media lokal Afrika Selatan sebagai “tabib tradisional” itu dilaporkan masuk ke sebuah kantor polisi untuk menyerahkan bagian tubuh manusia—sebuah tungkai dan tangan.

Tak hanya itu, saat menyerah si kanibal itu juga bilang: “Saya bosan makan daging manusia.”

Menurut polisi, laki-laki itu melakukan kejahatan mengerikan sebelum membawa potongan itu.

Sesampainya di kantor polisi, si kanibal itu mengarahkan petugas kepolisian ke sebuah rumah di kota Estcourt, di sana menemukan lebih banyak potongan tubuh manusia.

Petugas kepolisian juga menduga bahwa laki-laki itu telah memperkosa, membunuh, memotong-motong, bahkan memakan tubuh beberapa perempuan.

Si laki-laki itu tidak sendirian dalam aksinya. Ada dua laki-laki lagi yang akhirnya datang ke pengadilan dengan tuduhan pembunuhan.

Anggota dewan Mthembeni Majola khawatir ada lebih banyak korban yang belum ditemukan.

“Ketika polisi mengusut kasus ini, mereka menemukan delapan telinga di pot di mana salah seorang (dari tersangka itu) tinggal,” ujarnya.

“Itu artinya ada lebih dari ini.”

(Baca juga:Protes Kekerasan Perempuan, Tiga Ribuan Celana Dalam Tergantung di Jalanan Afrika Selatan)

Juru bicara kepolisian Kapten Charmanie Struwig mengatakan bahwa ketiga tersangka itu diduga telah membunuh seorang perempuan lalu memotong-motong tubuhnya.

“Tuduhannya adalah mereka bertiga memakan beberapa bagian tubuh perempuan itu sementara bagian tubuh yang lain diberikan kepada tersangka keempat di Amangwe,” kata Kapten.

Tersangka keempat masih dalam pengejaran.

“Jenazah manusia ditemukan di salah satu TKP di Estcourt dan Amangwe,” tambahnya.

Siapa Sangka, Kanibalisme Sudah Terjadi Sejak Sepuluh Ribu Tahun Lalu

Manusia mungkin sudah memakan sesamanya sejak zaman Mesolitikum, sepuluh ribu tahun yang lalu.

Para arkeolog menemukan tanda aneh pada 30 tulang manusia dan tiga tengkorak di dalam gua Santa Maira, Valencia Selatan, Spanyol.

Menurut laporan yang dipublikasikan padaJournal of Anthropological Archaeology, sisa-sisa rangka tersebut menunjukkan tanda “praktek anthropophagic” – bahasa halus untuk mengatakan kanibalisme.

Para peneliti mengatakan, tulang-tulang tersebut milik satu orang “kuat”, satu orang langsing, dan seorang bayi yang tidak memiliki kemiripan dengan tulang orang-orang dewasanya.

(Memindai Jejak Kanibalisme pada Manusia Purba)

Juan V. Morales Perez, pengarang laporan, mengatakan, tanda-tanda pada rangka itu memiliki susunan yang sama dengan proses pembantaian dan konsumsi.

Tulang tersebut tampak sudah dipotong, dipalu dan dipanaskan. Tersebar bersama dengan sisa-sisa ibex (sejenis kambing dengan tanduk panjang) serta rusa.

Membutuhkan proses panjang untuk mengetahui apakah manusia benar-benar memakan sesamanya ini.

Para peneliti telah menganalisis tulang tersebut selama bertahun-tahun dan menyesuaikannya dengan beberapa karateristik yang menunjukkan adanya tanda kanibalisme.

Tradisi penguburan kuno bisa menunjukkan tanda-tanda ketidakwajaran – salah satunya adalah dengan membiarkannya terpendam di dalam gua hinggga ribuan tahun seperti tulang-tulang tersebut.

Tanda kanibalisme lainnya bisa dilihat dari sisa kotoran manusia yang sudah membatu, memiliki potongan seperti sudah dikuliti, dan apakah tulang-tulang tersebut dibakar dan dikubur bersamaan dengan rangka hewan.

Para peneliti men-checklist semua tanda tersebut saat memeriksa rangka -- kecuali untuk karateristik kotoran manusia yang sudah membantu.

(Mengerikan, Aksi Kanibalisme di Rumah Hantu Ini Sempat Disangka Bagian dari Pertunjukan)

Sebagai tambahan, mereka juga menemukan tanda gigitan pada tulang, yang para peneliti yakini berasal dari gigi geraham manusia.

Gigitan tersebut juga sama dengan yang ditemukan pada tulang hewan.

Penemuan ini merupakan petunjuk awal bahwakanibalisme sudah terjadi pada zaman Mesolitikumdi Spanyol.

Saat ini, para antropolog sedang meneliti apakah fenomena manusia-makan-manusia terjadi karena keputusasaan, untuk bertahan hidup atau ritual.

Artikel Terkait